Tuesday, October 22, 2013

Sikap Motivasi dan Mawas Diri

Posted by Unknown at 5:18 PM 0 comments
Sikap motivasi dan mawas diri yang akan saya bahas disini adalah sikap motivasi dan mawas diri dalam perilaku konsumen. Sesuai dengan penjelasan mengenai keputusan pembelian, sikap motivasi dan mawas diri ini memiliki kaitan yang cukup erat dalam perilaku konsumen. Untuk lebih jelasnya, kita simak dulu pengertian sikap dan motivasi menurut para ahli dari hasil menjelajah. this is it!
Pengertian sikap (attitude) berasal dari bahasa Italia attitudine yaitu “Manner of placing or holding the body, and Way of feeling, thinking or behaving”. Sikap adalah cara menempatkan atau membawa diri, atau cara merasakan, jalan pikiran, dan perilaku. Berikut ini adalah pengertian sikap dari beberapa para ahli yaitu : Menurut Thomas (1918) dan Znanieck (1974), sikap adalah kondisi mental yang kompleks yang melibatkan keyakinan dan perasaan, serta disposisi untuk bertindak dengan cara tertentu.
 Pengertian motivasi menurut beberapa ahli : Menurut Cropley (1985), Motivasi dapat dijelaskan sebagai “tujuan yang ingin dicapai melalui perilaku tertentu”. Menurut Wlodkowski (1985) menjelaskan, motivasi sebagai suatu kondisi yang menyebabkan atau menimbulkan perilaku tertentu, dan yang memberi arah dan ketahanan (persistence) pada tingkah laku tersebut. Pengertian ini jelas bernafaskan behaviorisme (teori belajar dan percaya bahwa semua perilaku yang diperoleh sebagai hasil dari pengkondisian).
Nah, motivasi dalam kehidupan memiliki beberapa fungsi, antara lain :
1.    Motivasi sebagai pengarah tujuan dan pengarah tindakan
   Contoh motivasi sebagai pengarah tujuan dan pengarah tindakan misalnya kita pergi ke supermarket, motivasi kita adalah untuk membeli kebutuhan yang kita perlukan. nah, karena motivasi tersebut kita pasti akan pergi ke supermarket.
2.    Motivasi sebagai pendorong
    Contoh pada fungsi ini yaitu misalnya kita memiliki mobil impian. Oleh karena itu, kita akan bekerja dengan keras dan berusaha menabung agar mobil impian tesebut dapat terbeli. Sehingga, rasa lelah dan sulitnya menahan keinginan membeli barang lainnya seperti hilang dan terdorong oleh sikap motivasi yang kuat.
3.    Motivasi sebagai stimulator
     Pada fungsi ini, motivasi menimbulkan suatu hasrat atau keinginan untuk mencapai hal yang diinginkannya. Motivasi yang timbul menciptakan tindakan - tindakan awal dari stimulator tersebut.
4.    Motivasi sebagai sumber keberanian
    Motivasi sebagai sumber keberanian misalnya, kita sangat takut untuk pergi ke suatu tempat sendirian. Tetapi keinginan kita untuk bisa mencapai tujuan ke tempat tersebut sangat besar. Motivasi yang tinggi akan menjadi sumber keberanian dan mengalahkan rasa takut.
 Mawas Diri
     Mawas diri adalah sikap kehatia - hatian konsumen dalam membeli barang yang dibutuhkannya. sikap ini dperlukan agar konsumen tidak tertipu oleh produk palsu, kebutuhan - kebutuhan yang sebenarnya tidak dibutuhkannya dan sebagainya.
 Sumber : http://sofyarosa-mozoltov.blogspot.com/2012/10/sikap-motivasi-dan-konsep-diri.html 
http://dark-rendezvous.blogspot.com/2013/01/contoh-sikap-motivasi-dan-mawas-diri.html

Sumber Daya Konsumen dan Pengetahuan Konsumen

Posted by Unknown at 3:56 PM 0 comments
Pengertian Konsumen menurut Philip Kotler (2000) dalam bukunya Prinsiples Of Marketing adalah semua individu dan rumah tangga yang membeli atau memperoleh barang atau jasa untuk dikonsumsi pribadi. Dalam memahami konsumen, produsen perlu mengetahui sumber daya konsumen. Terdapat 3 sumber daya konsumen, yaitu :
1. Sumber daya ekonomi
Di dalamnya terdapat sumber daya alam yaitu yang dapat diperbaharui dan tidak dapat diperbaharui. Selain itu, sumber daya manusia (human resources) juga termasuk ke dalam sumber daya ekonomi ini.
2. Sumber daya temporal (Waktu)
Pada sumber daya ini, waktu menjadi salah satu faktor yang penting. Semakin sibuk konsumen, produsen harus lebih memahami agar konsumen dapat melakukan pembelian walaupun pada waktu yang sempit.
3. Sumber daya kognitif
Pada sumber daya ini, kognitif merupakan kemampuan untuk merepresentasikan dan mengolah informasi oleh konsumen.

Pengetahuan
Pengetahuan yang dimiliki konsumen akan mempengaruhi keputusannya dalam membeli.
Pengetahuan konsumen adalah semua informasi yang dimiliki konsumen mengenai berbagai macam produk, serta pengetahuan lainnya yang terkait dan informasi yang berhubungan dengan fungsinya sebagai konsumen.

Pengetahuan Konsumen terbagi kedalam tiga macam :
1. Pengetahuan Produk
Pengetahuan produk merupakan kumpulan berbagai macam informasi mengenai produk. Di dalamnya terdapat pengetahuan mengenai atribut produk, manfaat produk, dan kepuasan produk konsumen.

2. Pengetahuan Pembelian
Pengetahuan pembelian terdiri atas pengetahuan konsumen tentang bagaimana mendapatkan produk tersebut, lokasi dan sebagainya.
Perilaku membeli konsumen diantaranya yaitu :
1. Store Contact
Meliputi tindakan mencari outlet, pergi ke outlet dan memasuki outlet.
2. Product Contact
Konsumen akan mencari lokasi produk, mengambil produk tersebut dan membawanya ke kasir.
3. Transaction
Konsumen akan membayar produk tersebut dengan tunai, kartu kredit, kartu debet atau alat pembayaran lainnya.

3. Pengetahuan Pemakaian
Pengetahuan konsumen tentang pemakaian yaitu pengetahuannya mengenai manfaat yang diberikan oleh produk tersebut. hal ini didapatkan dari informasi lengkap yang diberikan oleh produsen. semakin lengkap informasinya, maka semakin jelas dan banyak pengetahuan pemakaian yang dapat diterima oleh konsumen.

3. Pengetahuan Pemakaian
Suatu produk akan memberikan manfaat kepada konsumen jika produk tersebut telah digunakan atau dikonsumsi. Agar produk tersebut bisa memberikan manfaat yang
maksimal dan kepuasan yang tinggi, maka konsumen harus bisa menggunakan atau mengkonsumsi produk tersebut dengan benar.Produsen berkewajiban untuk memberikan informasi yang cukup agar konsumen mengetahui cara pemakaian suatu produk. Pengetahuan pemakaian suatu produk adalah penting bagi konsumen.

Dea
 
Sumber : http://aditnobaka.wordpress.com/2010/10/08/pengertian-konsumen/
http://ayukemala.wordpress.com/2012/12/14/sumber-daya-konsumen/
http://arie-dwiputra.blogspot.com/2013/01/sumber-daya-konsumen-dan-pengetahuan.html

Monday, October 7, 2013

Cukup :)

Posted by Unknown at 12:12 AM 0 comments
Tak ada gading yang tak retak
Tak ada manusia yang sempurna

Satu titik terkadang terlihat besar
Satu titik terkadang terlihat kecil

Memang, gajah di pelupuk mata tidak dapat kita lihat
Semut di seberang lautan sepertinya selalu saja mudah ditemukan

Manusiawi ya.

Ketika kita mulai melupakan untuk saling bisa menerima kelebihan dan kekurangan orang lain
Apakah kita harus lari?
Menemukan kesempurnaan pada manusia lainnya?
Perlu diingatkan kembali pada baris pertama?
Tak ada gading yang tak retak

Mengapa ego harus di atas kehendak kita
Seperti tidak ada kata - kata yang bisa menjembatani
Primitif sekali
Bahkan terkesan tidak menghargai

Kalimat ini bukan parodi
hanya ungkapan hati

Ah, cukuplah..
Saya tutup semua pintu disini
Tak ada ruang
Tak ada celah


DekapanNya

Posted by Unknown at 12:02 AM 0 comments
Saya bahagia sebelumnya
Saat ini pun saya bahagia
Tidak ada yang bisa saya dustakan
Nikmat mana lagi yang tidak Ia berikan

Allah SWT benar - benar mengabulkan doa saya
melalui jalan yang tidak pernah saya tahu
tapi pasti semua ini adalah kebutuhan
Bukan lagi sebuah keinginan

Saya tidak akan memaksa apalagi merengek
Untuk sesuatu yang tidak Ia berikan
Ia lebih tahu segalanya
Tuhan Semesta Alam

Cukuplah saya tersenyum
Untuk hal - hal yang menyenangkan
dan terus bersabar
Untuk hal - hal menyakitkan yang sudah pasti baik adanya

Saya hanya melihat apa yang telah saya lakukan
tidak menyalahkan siapapun
biarlah saya akan selalu dipelukNya
agar menjadi hamba kesayanganNya

Cukuplah Ia sebagai pelindung.

Dekap hamba..
Agar selalu jadi hamba kesayanganNya. Aamiin.

Saturday, October 5, 2013

Pembelian

Posted by Unknown at 5:43 PM 0 comments


    Pada pembahasan sebelumnya mengenai evaluasi alternative sebelum pembelian akan menghasilkan pembahasan kita pada hari ini yaitu pembelian. Menurut Bodnar dan Hopwood (2001:323) “Procurement is the business process of selecting a source, ordering, and acquiring goods or services.” Kurang lebih, ia mengartikan bahwa pembelian merupakan proses bisnis dalam pemilihan sumber daya, pemesanan dan perolehan barang atau jasa. Dari kalimat tersebut, pemilihan adalah proses evaluasi alternative yang telah kita gunakan dan telah dihadapkan pada penentuan produk dalam memenuhi kebutuhan. Langkah selanjutnya yaitu keputusan pembelian. Definisi tersebut diperkuat dengan definisi menurut Schiffman dan Kanuk (2000 :437) yaitu “the selection of an option from two or alternative choice”.

     Menurut Philip Kotler (2005:203) ada empat faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen, yaitu:
1.        Faktor budaya
Faktor budaya disini terdiri dari kultur, sub kultur dan kelas social.
2.        Faktor social
Faktor social terdiri dari kelompok, keluarga & peran dan status.
3.        Faktor pribadi
Faktor pribadi terdiri dari usia dan tahap daur hidup, pekerjaan, keadaan ekonomi dan  gaya hidup
4.    Faktor psikologis
Faktor psikologis terdiri dari kepribadian dan konsep diri, motivasi, persepsi, pembelajaran dan kepercayaan & sikap.

Sumber :
http://bonteng.wordpress.com/2009/11/16/keputusan-pembelian/http://blogdeee.blogspot.com/2011/10/pembelian.html

Evaluasi Alternatif Sebelum Pembelian

Posted by Unknown at 3:27 PM 0 comments
      Kali ini saya akan membahas secara mendalam salah satu tahapan pada proses keputusan pembelian yang sudah saya posting sebelumnya, yaitu evaluasi alternatif sebelum pembelian. Menurut Kotler (2005), Saat konsumen melakukan aktivitas ini, mereka sedang mempertimbangkan atribut-atribut yang terdapat pada satu produk dan menilai atribut mana yang lebih penting untuknya yang ia gunakan sebagai dasar keputusan memilih produk.

       Di era globalisasi sekarang ini, produk – produk kebutuhan konsumen hadir dengan beragam varian dan merek. Pemasar – pemasar dari dalam dan luar negeri begitu jeli melihat peluang yang tersedia. Persaingan yang sedemikian ketat menghadirkan inovasi yang tidak ada habisnya. Oleh karena itu, konsumen akan dihadapkan pada beberapa pilihan produk untuk memenuhi kebutuhannya. Sikap yang diambil konsumen dalam pemilihan produk yang beragam inilah yang disebut dengan evaluasi alternatif sebelum pembelian.

        Dalam mengevaluasi alternative sebelum pembelian, konsumen akan dipengaruhi oleh 2 faktor, yaitu :

1.      Faktor sikap/pendirian orang lain

Pada faktor ini, orang lain bisa saja menyampaikan kesan atau komentarnya tas produk yang mungkin pernah ia beli kepada teman yang baru akan membelinya. Sikap ini bisa kita sebut dengan word of mouth. Nah word of mouth ini ada yang positif dan ada yang negative.

2.      Situasi yang tidak diharapkan

Pembelian karena faktor ini biasanya menghadapkan konsumen pada situasi yang tidak diharapkan atau pada kondisi yang memaksa konsumen untuk memilih produk tersebut.

Biasanya dalam alternatif pilihan, konsumen memiliki beberapa atribut atau alternative pilihan yang berbeda – beda dari satu konsumen dengan konsumen lainnya. Misalnya, seorang konsumen ingin membeli handphone. Atribut yang diharapkan biasanya harga, fitur, kecepatan, system operasi, merek, dan sebagainya. Berikut adalah alternative pilihan yang umum, yaitu :

   Beberapa alternatif pilihan yang umum adalah :

         1.            Harga

Ketika memilih produk yang sesuai kebutuhan, ada beberapa konsumen terkadang memilih harga sebagai faktor utama. Tetapi, tidak jarang harga juga menjadi acuan faktor lainnya seperti kualitas dan fitur yang ditawarkan dari produk tersebut.

         2.            Nama merek

Merek suatu produk biasanya dijadikan dasar pemilihan untuk produk yang meningkatkan prestige. Misalnya, seseorang yang memiliki pendapatan yang tinggi biasanya memilih jam tangan yang bermerek seperti swiss dan sebagainya.

         3.            Negara asal

Pada alternatif pilihan produk berdasarkan negara asal biasanya menjadi pertimbangan konsumen dari produk yang dihasilkannya. Misalnya, negara Jepang terkenal dengan kualitas teknologinya. Selain itu, untuk produk berharga murah, konsumen dapat memilih produk yang berasal dari China, dan sebagainya.

Konsumen akan menentukan alternative pilihan yang sesuai dengan kebutuhannya. Bisa saja sesuai dengan gaya hidup, pendapatan, letak geografis, psikologis dan sebagainya. Jika alternative pilihan sudah ditentukan, maka faktor - faktor yang mempengaruhi keputusannya yang berasal karena orang lain atau situasi akan turut menentukan produk pilihannya. Setelah proses evaluasi alternative pilihan oleh konsumen telah menghasilkan produk yang akan dibeli, proses selanjutnya adalah pembelian.

Dea


Sumber :

http://www.wattpad.com/4248605-pengertian-perilaku-konsumen-evaluasi-alternatif

http://velistigris.blogspot.com/2012/10/evaluasi-alternatif-sebelum-pembelian.html



Friday, October 4, 2013

Proses Pengambilan Keputusan Oleh Konsumen

Posted by Unknown at 10:41 AM 0 comments
Perkembangan era globalisasi yang sedemikian kompleks mengakibatkan hadirnya produk – produk untuk memenuhi kebutuhan konsumen yang semakin beragam. Produk – produk berupa barang dan jasa yang berasal dari dalam negeri maupun luar negeri kini tengah membanjiri pasar nasional maupun pasar internasional. Oleh karena itu, konsumen pasti dihadapkan pada beberapa pilihan untuk memenuhi kebutuhannya. Beragam merek, kualitas hingga citra merek mempengaruhi konsumen dalam pengambilan keputusannya. Pemasar pun diharapkan dapat memengaruhi konsumen dalam proses pengambilan keputusannya. Menurut Thamrin (2012), pemasar harus mengidentifikasi siapa yang membuat keputusan pembelian, jenis keputusan pembelian, dan langkah – langkah dalam proses pembelian.
Proses pengambilan keputusan oleh konsumen berada pada tahapan keempat di dalam proses keputusan pembelian. Seorang konsumen pasti melalui lima tahap dalam membeli suatu produk. Berikut tahapan konsumen hingga mencapai keputusan pembelian, yaitu :

  1. Pengenalan kebutuhan
Proses awal pembelian disadari konsumen ketika merasa bahwa ia memiliki kebutuhan untuk dipenuhi. Kebutuhan tersebut dapat dipicu oleh faktor eksternal maupun faktor internal.

  1. Pencarian informasi
Ketika kebutuhan atau masalah tersebut sudah disadari, maka konsumen akan mulai mencari produk yang dapat memenuhi kebutuhannya. Dalam hal ini, konsumen dapat berperan aktif untuk memilih produk – produk pemuas kebutuhannya. Tidak jarang, pemasarlah yang harus aktif menyusun strategi agar mereknya lebih dikenal dan melekat dalam ingatan konsumen

  1. Evaluasi Alternatif
Konsumen melakukan evaluasi alternative pada produk – produk yang ditemukannya dalam tahapan pencarian informasi. Konsumen  berusaha mencari manfaat terbesar yang dicarinya dari beragam produk. Masing – masing konsumen memiliki pandangan yang berbeda – beda untuk tiap produk sesuai dengan atribut yang ia anggap paling menonjol.

  1. Keputusan Pembelian
Nah, pada titik klimaks pada proses pengambilan keputusan. Di dalam keputusan pembelian ini ada dua faktor yang dapat mengintervensi keputusan dalam pembelian. Faktor pertama yaitu sikap orang lain dan faktor kedua yaitu faktor – faktor situasional yang tidak diantisipasi. 

  1. Perilaku purnabeli
Pada tahapan ini, kepuasan konsumen adalah pertanyaannya. Apakah konsumen puas atau tidak dengan produk yang dibelinya? Jika puas maka ada kemungkinan aka nada pembelian ulang atau justru  malah menciptakan word of mouth yang negative. Dea

Sumber :  Thamrin, Abdullah. 2012. Manajemen Pemasaran. Jakarta : Rajawali Pers

SEMINAR KULIAH INFORMAL HUKUM EKONOMI SYARIAH (SESI 2)

Posted by Unknown at 9:14 AM 0 comments


Pada seminar sesi kedua ini disampaikan Oleh Bapak Dr. Mulya E. Siregar selaku Asisten Gubernur Bank Indonesia yang berjudul Prospek Karir di Lembaga Keuangan Syariah di Indonesia. 

Pada awal seminar, Beliau menyampaikan sekilas mengenai kinerja ekonomi Indonesia saat ini. Dimana pertumbuhan ekonomi kita saat ini tengah mengalami penurunan dari angka 6,2% pada tahun 2012 menjadi 5,5 – 5,9% pada tahun ini. Hal ini dikarenakan adanya perlambatan permintaan domestic, penurunan investasi dan adanya tekanan harga pada inflasi dan nilai tukar. Angka pengangguran sedikinya menurun dari 11,6% menjadi 11,4% pada Maret 2013 dan kemiskinan ditargetkan menjadi 5.8% dan terus menurun.

Peran perbankan Indonesia pun masih belum optimal dalam mendukung sekto riil. Credit to GDP Ratio Indonesia masih yang terendah di ASEAN sekitar 26 – 32%. Thailand, Singapore dan Malaysia memiliki ratio rata rata diatas 100%. Hal itu membuktikan bahwa sector perbankan kita maih memiliki kesempatan yang besar untuk berkembang dan pastinya kebutuhan tenaga kerja pun sangat besar. Belum lagi, pertumbuhan perbankan syariah yang cukup tinggi dari 34% pada tahun 2012  menjadi 41%  (yoy) pada tahun ini. Dilihat dari kontribusinya terhadap sector riil  melalui rasio pembiayaan terhadap toal simpanan (FDR) yaitu 104% dengan kredit macet masih di bawah 3% dalam dua tahun terakhir. Namun, karena perlambatan kinerja ekonomi nasional Market share perbankan syariah menurun menjadi 4,86%. Padahal Bank Indonesia menargetkan bisa mencapai angka 5%.

Peluang dan potensi terhadap perbankan syariah sangat besar baik dari segi domestic maupun internasional. Indonesia memiliki penduduk muslim terbesar di dunia 227 juta jiwa dimana banyak perpindahan dari lower income menjadi middle income class, sehingga demand domesticnya cukup tinggi. Selain itu, adanya dukungan dari pemerintah, masyarakat, regulator dan ulama untuk pengembangan perbankan syariah dalam bidang pembiayaan proyek – proyek pemerintah & korporasi, serta rencana pengelolaan 100% dana haji di bank syariah, konversi bank umum menjadi bank syariah, ekspansi bisnis di pasar MEA, dan sebagainya.
Sayangnya, produk ekonomi syariah di Indonesia tidak begitu berkembang di dalam perekonomian dikarenakan dua hal, yaitu tidak adanya pemahaman yang memadai dari sisi ekonomi syariah dan dari sisi hukum syariah. Dalam memahami hukum syariah perlu adanya switching mind dari hukum – hukum positif menjadi hukum – hukum syariah. Kelebihan dari produk ekonomi syariah di Indonesia adalah karena sikap kehati – hatian dalam meluncurkan produk berbasis syariah. Di luar negeri, banyak sekali produk inovasi syariah namun kehalalannya dikhawatirkan.

Beliau menunjukkan outlook perbankan syariah 2013 dari sisi estimasi dana pihak ketiga, total asset dan estimasi pembiayaan SMEs. Secara garis besar, semuanya menunjukkan pertumbuhan yang baik dan mengalami kenaikan. Hal ini menunjukkan begitu banyak peluang yang akan tersedia pada perbankan syariah.  Beliau sempat menceritakan mengenai anaknya yang membangun usaha ekonomi kreatif bersama temannya. Ketika negosiasi usaha tersebut berhasil, mereka memerlukan modal untuk implementasinya. Mereka pun mengajukan pada pihak bank, namun mereka memiliki kendala karena tidak adanya track record.hal ini menurut Beliau harus menjadi PR bagi para Bank Syariah untuk dapat mengatur strategi pembiayaan bagi mereka yang tidak memiliki track record seperti mahasiswa.

Kebutuhan SDM Bank Syariah diperlukan untuk memenuhi BUS, UUS maupun BPRS. Pada tahun 2012, dibutuhkan 170 prodi untuk memenuhi kebutuhan akan SDM Bank Syariah. Sehingga pada tahun 2016 tidak aka nada lagi pembukaan untuk prodi syariah. Walaupun jika dihitung, mungkin akan terjadi over supply. Namun, hal tersebut bila dilihat dari kenaikan/deltanya. Bukan dari angka kumulatifnya. Dengan kata lain, demandnya akan selalu lebih tinggi daripada supplynya.

Untuk itu, diperlukan skill atau kemampuan mumpuni untuk setiap bidangnya. Baik sebagai ustadz/ulama, bankers/lawyer/economist atau Quantitative. beliau menjelaskan bahwa masing – masing bidang harus diisi oleh orang yang memang memiliki skill dibidangnya. Jangan sampai yang kuliah di bidang keagamaan harus membuat model ekonomi dan sebagainya. Kecuali ia memiliki kemampuan untuk itu. Tantangan yang sedang kita hadapi saat ini adalah keterbatasan prodi dan belum adanya aturan mengenai kurikulum standar ekonomi syariah, perlunya literature yang memadai untuk buku teks ekonomi maupun hukum syariah, dan kurangnya jumlah dosenyang berkompeten di bidangnya. Implikasinya adalah tidak adanya pemenuhan untuk perbankan syariah tersebut sehingga diperlukan adanya short course atau pelatihan pelatihan yang masuk ke dalam program latihan internal sebuah perusahaan. 

Dalam pemenuhan SDM yang mumpuni dalam bidang ekonomi syariah terdapat dualism di perguruan tinggi, yaitu bentuk perguruan tinggi DEPDIKNAS dan DEPAG. DEPDIKNAS ini merupakan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi yang bentuk pembelajarannya terfokus pada mata kuliah pilihan sehingga SDM nya kurang memenuhi pemahaman mengenai aspek fiqh. Sedangkan DEPAG merupakan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Islam dimana SDM nya difokuskan pada jurusan dan program studinya namun lemah pada penguasaan studi ekonomi/keuangannya. 

Oleh karena itu, Bank Indonesia memiliki peranan bagi lembaga keuangan seperti kerjasama dalam lembaga sertifikasi profesi, menyediakan anggaran pengembangan SDM, Memiliki lembaga pegembangan perbankan Indonesia dan secara tidak langsung berupaya memenuhi SDM di perbankan syariah melalui program edukasi dalam iB Campaign dan Gerakan Ekonomi Syariah (GRES). Peranan lainnya yaitu bagi para akademisi, BI bekerjasama untuk kajian & penelitian di bidang ekonomi dan hukum perbankan syariah, mendukung seminar/diskusi/kuliah informal hukum dan perbankan syariah, bekerjasama dalam menyusun textbook ekonomi islam, menerima peneliti tamu, visiting student, joint riset, dan beberapa staf BI merupakan pengajar aktif. Selain itu, peran BI bagi public adalah mensosialisasikan perbankan syariah ke berbagai lapisan masyarakat, ikut serta dalam expo seperti beberapa saat yang lalu dalam International Motor Show, serta aktif terlibat di regulator internasional keuangan syariah.

Pada pukul 12.30 Acara sesi tanya jawab dibuka.

  • Mengapa Bank Indonesia hanya menerbitkan buku ekonomi syariah saja? Tidak ada buku hukum ekonomi syariah?

Jawaban : Bank Indonesia adalah fasilitator. Ketika universitas Anda memiliki buku yang memang siap untuk dikeluarkan. Bank Indonesia memiliki peranan untuk memfasilitasi. Silahkan saja bagi yang ingin bekerja sama.

  • Hukum ekonomi syariah pada prosesnya harus diambil alih oleh pengadilan agama?

Jawaban : Memang. Namun, sebelum itu pengadilan agama harus memiliki kemampuan dan kualitas SDM mengenai ekonomi. Tidak hanya mengurusi nikah, talak, cerai dan wasiat saja. Perlu adanya kualitas SDM yang memadai agar hukum ekonomi syariah ini dapat diambil alih oleh pengadilan agama

  • Bagaimana dengan pandangan orang bahwa bank syariah ini belum 100% murni syariah? Kapan dapat benar – benar syariah?

Jawaban : Modal yang diberikan pemerintah kepada bank syariah pun belum tentu 100% syariah. Tetapi jika kita tidak memulai, Indonesia tidak akan pernah memiliki Bank Syariah. Kita harus belajar sambil berjalan. Tidak bisa menunggu sampai harus 100% syariah dulu. Kapan kita akan memulai? Jika kita melihat Turki, Turki adalah Negara sekuler. Tidak ada bank syariah di Turki. Yang ada hanya Participant Bank dimana kebijakannya tidak terdengar syariah ataupun keislaman namun substansinya sangat syariah. Hal inilah yang dilakukan Endorgan agar semua masyarakat bisa menerima hal ini sebagai hal yang universal. Inilah islam yang sesungguhnya, rahmatan lil alamiin. Tidak selalu harus dengan semboyan – semboyan islam untuk menunjukkan kehalalannya. Tetapi substansinya agar pelaksanaannya dapat diterima oleh semua masyarakat bahkan tidak dapat ditentang.

  •  Keterbatasan prodi & belum adanya kurikulum standar menjadikan SDM Perbankan Syariah kita jauh tertinggal sehingga pencapaian dalam market share pun menurun. Kualitas SDM yang hanya ingin duduk manis di belakang mejapun menjadi salah satu alasan, tidak berkembangnya tim marketing perbankan syariah. Lalu bagaimana Bank Indonesia harusnya membina bank – bank syariah agar dapat menyerap tenaga kerja yang sebenarnya tersedia agar efektif dan efisien?

Jawaban : Benar. Penurunan market sharepun bisa menurun karena kurangnya inovasi pada produk kita. Alasannya kembali lagi, kita  sangat berhati – hati dalam meluncurkan produk syariah. Berhubung Negara kita adalah Negara demokrasi, penyimpangan karena adanya produk yang tidak sesuai dengan apa yang kita luncurkan dapat memicu konflik di masyarakat. Ada begitu banyak produk syariah di Arab Saudi namun not applicable. Sedangkan, produk – produk Indonesia applicable but not sharia compliment.

Untuk SDM dari segi marketing memang perlu adanya pembinaan berkelanjutan. Oleh karena itu, BI menghadirkan Hermawan Kertajaya sebagai ahli marketing untuk membina markom – markom Bank Syariah dilengkapi dengan adanya proses evaluasi dan monitoring. Selain itu, Bank Indonesia pun menggunakan Consulting Company untuk menghadapi pasar MEA.

Kesimpulan yang didapatkan dari seminar sesi kedua ini adalah kebutuhan SDM untuk prospek karir di perbankan syariah terbuka amat luas. Bahkan demandnya akan selalu melebihi supply. Oleh karena itu, diperlukan kualitas SDM yang handal dan mumpuni untuk dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi syariah di Indonesia dan menggali seluruh potensi dan peluang yang kita miliki. Pada akhir seminarnya, beliau berpesan untuk tidak memulai sebuah langkah dengan sikap perfeksionis. Karena hal itu tidak akan memulai apapun. Lakukan dan emban amanah itu dengan baik. Jika tidak, hanya sesal dan siksa yang akan kita dapatkan. Dea.

Tuesday, October 22, 2013

Sikap Motivasi dan Mawas Diri

Sikap motivasi dan mawas diri yang akan saya bahas disini adalah sikap motivasi dan mawas diri dalam perilaku konsumen. Sesuai dengan penjelasan mengenai keputusan pembelian, sikap motivasi dan mawas diri ini memiliki kaitan yang cukup erat dalam perilaku konsumen. Untuk lebih jelasnya, kita simak dulu pengertian sikap dan motivasi menurut para ahli dari hasil menjelajah. this is it!
Pengertian sikap (attitude) berasal dari bahasa Italia attitudine yaitu “Manner of placing or holding the body, and Way of feeling, thinking or behaving”. Sikap adalah cara menempatkan atau membawa diri, atau cara merasakan, jalan pikiran, dan perilaku. Berikut ini adalah pengertian sikap dari beberapa para ahli yaitu : Menurut Thomas (1918) dan Znanieck (1974), sikap adalah kondisi mental yang kompleks yang melibatkan keyakinan dan perasaan, serta disposisi untuk bertindak dengan cara tertentu.
 Pengertian motivasi menurut beberapa ahli : Menurut Cropley (1985), Motivasi dapat dijelaskan sebagai “tujuan yang ingin dicapai melalui perilaku tertentu”. Menurut Wlodkowski (1985) menjelaskan, motivasi sebagai suatu kondisi yang menyebabkan atau menimbulkan perilaku tertentu, dan yang memberi arah dan ketahanan (persistence) pada tingkah laku tersebut. Pengertian ini jelas bernafaskan behaviorisme (teori belajar dan percaya bahwa semua perilaku yang diperoleh sebagai hasil dari pengkondisian).
Nah, motivasi dalam kehidupan memiliki beberapa fungsi, antara lain :
1.    Motivasi sebagai pengarah tujuan dan pengarah tindakan
   Contoh motivasi sebagai pengarah tujuan dan pengarah tindakan misalnya kita pergi ke supermarket, motivasi kita adalah untuk membeli kebutuhan yang kita perlukan. nah, karena motivasi tersebut kita pasti akan pergi ke supermarket.
2.    Motivasi sebagai pendorong
    Contoh pada fungsi ini yaitu misalnya kita memiliki mobil impian. Oleh karena itu, kita akan bekerja dengan keras dan berusaha menabung agar mobil impian tesebut dapat terbeli. Sehingga, rasa lelah dan sulitnya menahan keinginan membeli barang lainnya seperti hilang dan terdorong oleh sikap motivasi yang kuat.
3.    Motivasi sebagai stimulator
     Pada fungsi ini, motivasi menimbulkan suatu hasrat atau keinginan untuk mencapai hal yang diinginkannya. Motivasi yang timbul menciptakan tindakan - tindakan awal dari stimulator tersebut.
4.    Motivasi sebagai sumber keberanian
    Motivasi sebagai sumber keberanian misalnya, kita sangat takut untuk pergi ke suatu tempat sendirian. Tetapi keinginan kita untuk bisa mencapai tujuan ke tempat tersebut sangat besar. Motivasi yang tinggi akan menjadi sumber keberanian dan mengalahkan rasa takut.
 Mawas Diri
     Mawas diri adalah sikap kehatia - hatian konsumen dalam membeli barang yang dibutuhkannya. sikap ini dperlukan agar konsumen tidak tertipu oleh produk palsu, kebutuhan - kebutuhan yang sebenarnya tidak dibutuhkannya dan sebagainya.
 Sumber : http://sofyarosa-mozoltov.blogspot.com/2012/10/sikap-motivasi-dan-konsep-diri.html 
http://dark-rendezvous.blogspot.com/2013/01/contoh-sikap-motivasi-dan-mawas-diri.html

Sumber Daya Konsumen dan Pengetahuan Konsumen

Pengertian Konsumen menurut Philip Kotler (2000) dalam bukunya Prinsiples Of Marketing adalah semua individu dan rumah tangga yang membeli atau memperoleh barang atau jasa untuk dikonsumsi pribadi. Dalam memahami konsumen, produsen perlu mengetahui sumber daya konsumen. Terdapat 3 sumber daya konsumen, yaitu :
1. Sumber daya ekonomi
Di dalamnya terdapat sumber daya alam yaitu yang dapat diperbaharui dan tidak dapat diperbaharui. Selain itu, sumber daya manusia (human resources) juga termasuk ke dalam sumber daya ekonomi ini.
2. Sumber daya temporal (Waktu)
Pada sumber daya ini, waktu menjadi salah satu faktor yang penting. Semakin sibuk konsumen, produsen harus lebih memahami agar konsumen dapat melakukan pembelian walaupun pada waktu yang sempit.
3. Sumber daya kognitif
Pada sumber daya ini, kognitif merupakan kemampuan untuk merepresentasikan dan mengolah informasi oleh konsumen.

Pengetahuan
Pengetahuan yang dimiliki konsumen akan mempengaruhi keputusannya dalam membeli.
Pengetahuan konsumen adalah semua informasi yang dimiliki konsumen mengenai berbagai macam produk, serta pengetahuan lainnya yang terkait dan informasi yang berhubungan dengan fungsinya sebagai konsumen.

Pengetahuan Konsumen terbagi kedalam tiga macam :
1. Pengetahuan Produk
Pengetahuan produk merupakan kumpulan berbagai macam informasi mengenai produk. Di dalamnya terdapat pengetahuan mengenai atribut produk, manfaat produk, dan kepuasan produk konsumen.

2. Pengetahuan Pembelian
Pengetahuan pembelian terdiri atas pengetahuan konsumen tentang bagaimana mendapatkan produk tersebut, lokasi dan sebagainya.
Perilaku membeli konsumen diantaranya yaitu :
1. Store Contact
Meliputi tindakan mencari outlet, pergi ke outlet dan memasuki outlet.
2. Product Contact
Konsumen akan mencari lokasi produk, mengambil produk tersebut dan membawanya ke kasir.
3. Transaction
Konsumen akan membayar produk tersebut dengan tunai, kartu kredit, kartu debet atau alat pembayaran lainnya.

3. Pengetahuan Pemakaian
Pengetahuan konsumen tentang pemakaian yaitu pengetahuannya mengenai manfaat yang diberikan oleh produk tersebut. hal ini didapatkan dari informasi lengkap yang diberikan oleh produsen. semakin lengkap informasinya, maka semakin jelas dan banyak pengetahuan pemakaian yang dapat diterima oleh konsumen.

3. Pengetahuan Pemakaian
Suatu produk akan memberikan manfaat kepada konsumen jika produk tersebut telah digunakan atau dikonsumsi. Agar produk tersebut bisa memberikan manfaat yang
maksimal dan kepuasan yang tinggi, maka konsumen harus bisa menggunakan atau mengkonsumsi produk tersebut dengan benar.Produsen berkewajiban untuk memberikan informasi yang cukup agar konsumen mengetahui cara pemakaian suatu produk. Pengetahuan pemakaian suatu produk adalah penting bagi konsumen.

Dea
 
Sumber : http://aditnobaka.wordpress.com/2010/10/08/pengertian-konsumen/
http://ayukemala.wordpress.com/2012/12/14/sumber-daya-konsumen/
http://arie-dwiputra.blogspot.com/2013/01/sumber-daya-konsumen-dan-pengetahuan.html

Monday, October 7, 2013

Cukup :)

Tak ada gading yang tak retak
Tak ada manusia yang sempurna

Satu titik terkadang terlihat besar
Satu titik terkadang terlihat kecil

Memang, gajah di pelupuk mata tidak dapat kita lihat
Semut di seberang lautan sepertinya selalu saja mudah ditemukan

Manusiawi ya.

Ketika kita mulai melupakan untuk saling bisa menerima kelebihan dan kekurangan orang lain
Apakah kita harus lari?
Menemukan kesempurnaan pada manusia lainnya?
Perlu diingatkan kembali pada baris pertama?
Tak ada gading yang tak retak

Mengapa ego harus di atas kehendak kita
Seperti tidak ada kata - kata yang bisa menjembatani
Primitif sekali
Bahkan terkesan tidak menghargai

Kalimat ini bukan parodi
hanya ungkapan hati

Ah, cukuplah..
Saya tutup semua pintu disini
Tak ada ruang
Tak ada celah


DekapanNya

Saya bahagia sebelumnya
Saat ini pun saya bahagia
Tidak ada yang bisa saya dustakan
Nikmat mana lagi yang tidak Ia berikan

Allah SWT benar - benar mengabulkan doa saya
melalui jalan yang tidak pernah saya tahu
tapi pasti semua ini adalah kebutuhan
Bukan lagi sebuah keinginan

Saya tidak akan memaksa apalagi merengek
Untuk sesuatu yang tidak Ia berikan
Ia lebih tahu segalanya
Tuhan Semesta Alam

Cukuplah saya tersenyum
Untuk hal - hal yang menyenangkan
dan terus bersabar
Untuk hal - hal menyakitkan yang sudah pasti baik adanya

Saya hanya melihat apa yang telah saya lakukan
tidak menyalahkan siapapun
biarlah saya akan selalu dipelukNya
agar menjadi hamba kesayanganNya

Cukuplah Ia sebagai pelindung.

Dekap hamba..
Agar selalu jadi hamba kesayanganNya. Aamiin.

Saturday, October 5, 2013

Pembelian



    Pada pembahasan sebelumnya mengenai evaluasi alternative sebelum pembelian akan menghasilkan pembahasan kita pada hari ini yaitu pembelian. Menurut Bodnar dan Hopwood (2001:323) “Procurement is the business process of selecting a source, ordering, and acquiring goods or services.” Kurang lebih, ia mengartikan bahwa pembelian merupakan proses bisnis dalam pemilihan sumber daya, pemesanan dan perolehan barang atau jasa. Dari kalimat tersebut, pemilihan adalah proses evaluasi alternative yang telah kita gunakan dan telah dihadapkan pada penentuan produk dalam memenuhi kebutuhan. Langkah selanjutnya yaitu keputusan pembelian. Definisi tersebut diperkuat dengan definisi menurut Schiffman dan Kanuk (2000 :437) yaitu “the selection of an option from two or alternative choice”.

     Menurut Philip Kotler (2005:203) ada empat faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen, yaitu:
1.        Faktor budaya
Faktor budaya disini terdiri dari kultur, sub kultur dan kelas social.
2.        Faktor social
Faktor social terdiri dari kelompok, keluarga & peran dan status.
3.        Faktor pribadi
Faktor pribadi terdiri dari usia dan tahap daur hidup, pekerjaan, keadaan ekonomi dan  gaya hidup
4.    Faktor psikologis
Faktor psikologis terdiri dari kepribadian dan konsep diri, motivasi, persepsi, pembelajaran dan kepercayaan & sikap.

Sumber :
http://bonteng.wordpress.com/2009/11/16/keputusan-pembelian/http://blogdeee.blogspot.com/2011/10/pembelian.html

Evaluasi Alternatif Sebelum Pembelian

      Kali ini saya akan membahas secara mendalam salah satu tahapan pada proses keputusan pembelian yang sudah saya posting sebelumnya, yaitu evaluasi alternatif sebelum pembelian. Menurut Kotler (2005), Saat konsumen melakukan aktivitas ini, mereka sedang mempertimbangkan atribut-atribut yang terdapat pada satu produk dan menilai atribut mana yang lebih penting untuknya yang ia gunakan sebagai dasar keputusan memilih produk.

       Di era globalisasi sekarang ini, produk – produk kebutuhan konsumen hadir dengan beragam varian dan merek. Pemasar – pemasar dari dalam dan luar negeri begitu jeli melihat peluang yang tersedia. Persaingan yang sedemikian ketat menghadirkan inovasi yang tidak ada habisnya. Oleh karena itu, konsumen akan dihadapkan pada beberapa pilihan produk untuk memenuhi kebutuhannya. Sikap yang diambil konsumen dalam pemilihan produk yang beragam inilah yang disebut dengan evaluasi alternatif sebelum pembelian.

        Dalam mengevaluasi alternative sebelum pembelian, konsumen akan dipengaruhi oleh 2 faktor, yaitu :

1.      Faktor sikap/pendirian orang lain

Pada faktor ini, orang lain bisa saja menyampaikan kesan atau komentarnya tas produk yang mungkin pernah ia beli kepada teman yang baru akan membelinya. Sikap ini bisa kita sebut dengan word of mouth. Nah word of mouth ini ada yang positif dan ada yang negative.

2.      Situasi yang tidak diharapkan

Pembelian karena faktor ini biasanya menghadapkan konsumen pada situasi yang tidak diharapkan atau pada kondisi yang memaksa konsumen untuk memilih produk tersebut.

Biasanya dalam alternatif pilihan, konsumen memiliki beberapa atribut atau alternative pilihan yang berbeda – beda dari satu konsumen dengan konsumen lainnya. Misalnya, seorang konsumen ingin membeli handphone. Atribut yang diharapkan biasanya harga, fitur, kecepatan, system operasi, merek, dan sebagainya. Berikut adalah alternative pilihan yang umum, yaitu :

   Beberapa alternatif pilihan yang umum adalah :

         1.            Harga

Ketika memilih produk yang sesuai kebutuhan, ada beberapa konsumen terkadang memilih harga sebagai faktor utama. Tetapi, tidak jarang harga juga menjadi acuan faktor lainnya seperti kualitas dan fitur yang ditawarkan dari produk tersebut.

         2.            Nama merek

Merek suatu produk biasanya dijadikan dasar pemilihan untuk produk yang meningkatkan prestige. Misalnya, seseorang yang memiliki pendapatan yang tinggi biasanya memilih jam tangan yang bermerek seperti swiss dan sebagainya.

         3.            Negara asal

Pada alternatif pilihan produk berdasarkan negara asal biasanya menjadi pertimbangan konsumen dari produk yang dihasilkannya. Misalnya, negara Jepang terkenal dengan kualitas teknologinya. Selain itu, untuk produk berharga murah, konsumen dapat memilih produk yang berasal dari China, dan sebagainya.

Konsumen akan menentukan alternative pilihan yang sesuai dengan kebutuhannya. Bisa saja sesuai dengan gaya hidup, pendapatan, letak geografis, psikologis dan sebagainya. Jika alternative pilihan sudah ditentukan, maka faktor - faktor yang mempengaruhi keputusannya yang berasal karena orang lain atau situasi akan turut menentukan produk pilihannya. Setelah proses evaluasi alternative pilihan oleh konsumen telah menghasilkan produk yang akan dibeli, proses selanjutnya adalah pembelian.

Dea


Sumber :

http://www.wattpad.com/4248605-pengertian-perilaku-konsumen-evaluasi-alternatif

http://velistigris.blogspot.com/2012/10/evaluasi-alternatif-sebelum-pembelian.html



Friday, October 4, 2013

Proses Pengambilan Keputusan Oleh Konsumen

Perkembangan era globalisasi yang sedemikian kompleks mengakibatkan hadirnya produk – produk untuk memenuhi kebutuhan konsumen yang semakin beragam. Produk – produk berupa barang dan jasa yang berasal dari dalam negeri maupun luar negeri kini tengah membanjiri pasar nasional maupun pasar internasional. Oleh karena itu, konsumen pasti dihadapkan pada beberapa pilihan untuk memenuhi kebutuhannya. Beragam merek, kualitas hingga citra merek mempengaruhi konsumen dalam pengambilan keputusannya. Pemasar pun diharapkan dapat memengaruhi konsumen dalam proses pengambilan keputusannya. Menurut Thamrin (2012), pemasar harus mengidentifikasi siapa yang membuat keputusan pembelian, jenis keputusan pembelian, dan langkah – langkah dalam proses pembelian.
Proses pengambilan keputusan oleh konsumen berada pada tahapan keempat di dalam proses keputusan pembelian. Seorang konsumen pasti melalui lima tahap dalam membeli suatu produk. Berikut tahapan konsumen hingga mencapai keputusan pembelian, yaitu :

  1. Pengenalan kebutuhan
Proses awal pembelian disadari konsumen ketika merasa bahwa ia memiliki kebutuhan untuk dipenuhi. Kebutuhan tersebut dapat dipicu oleh faktor eksternal maupun faktor internal.

  1. Pencarian informasi
Ketika kebutuhan atau masalah tersebut sudah disadari, maka konsumen akan mulai mencari produk yang dapat memenuhi kebutuhannya. Dalam hal ini, konsumen dapat berperan aktif untuk memilih produk – produk pemuas kebutuhannya. Tidak jarang, pemasarlah yang harus aktif menyusun strategi agar mereknya lebih dikenal dan melekat dalam ingatan konsumen

  1. Evaluasi Alternatif
Konsumen melakukan evaluasi alternative pada produk – produk yang ditemukannya dalam tahapan pencarian informasi. Konsumen  berusaha mencari manfaat terbesar yang dicarinya dari beragam produk. Masing – masing konsumen memiliki pandangan yang berbeda – beda untuk tiap produk sesuai dengan atribut yang ia anggap paling menonjol.

  1. Keputusan Pembelian
Nah, pada titik klimaks pada proses pengambilan keputusan. Di dalam keputusan pembelian ini ada dua faktor yang dapat mengintervensi keputusan dalam pembelian. Faktor pertama yaitu sikap orang lain dan faktor kedua yaitu faktor – faktor situasional yang tidak diantisipasi. 

  1. Perilaku purnabeli
Pada tahapan ini, kepuasan konsumen adalah pertanyaannya. Apakah konsumen puas atau tidak dengan produk yang dibelinya? Jika puas maka ada kemungkinan aka nada pembelian ulang atau justru  malah menciptakan word of mouth yang negative. Dea

Sumber :  Thamrin, Abdullah. 2012. Manajemen Pemasaran. Jakarta : Rajawali Pers

SEMINAR KULIAH INFORMAL HUKUM EKONOMI SYARIAH (SESI 2)



Pada seminar sesi kedua ini disampaikan Oleh Bapak Dr. Mulya E. Siregar selaku Asisten Gubernur Bank Indonesia yang berjudul Prospek Karir di Lembaga Keuangan Syariah di Indonesia. 

Pada awal seminar, Beliau menyampaikan sekilas mengenai kinerja ekonomi Indonesia saat ini. Dimana pertumbuhan ekonomi kita saat ini tengah mengalami penurunan dari angka 6,2% pada tahun 2012 menjadi 5,5 – 5,9% pada tahun ini. Hal ini dikarenakan adanya perlambatan permintaan domestic, penurunan investasi dan adanya tekanan harga pada inflasi dan nilai tukar. Angka pengangguran sedikinya menurun dari 11,6% menjadi 11,4% pada Maret 2013 dan kemiskinan ditargetkan menjadi 5.8% dan terus menurun.

Peran perbankan Indonesia pun masih belum optimal dalam mendukung sekto riil. Credit to GDP Ratio Indonesia masih yang terendah di ASEAN sekitar 26 – 32%. Thailand, Singapore dan Malaysia memiliki ratio rata rata diatas 100%. Hal itu membuktikan bahwa sector perbankan kita maih memiliki kesempatan yang besar untuk berkembang dan pastinya kebutuhan tenaga kerja pun sangat besar. Belum lagi, pertumbuhan perbankan syariah yang cukup tinggi dari 34% pada tahun 2012  menjadi 41%  (yoy) pada tahun ini. Dilihat dari kontribusinya terhadap sector riil  melalui rasio pembiayaan terhadap toal simpanan (FDR) yaitu 104% dengan kredit macet masih di bawah 3% dalam dua tahun terakhir. Namun, karena perlambatan kinerja ekonomi nasional Market share perbankan syariah menurun menjadi 4,86%. Padahal Bank Indonesia menargetkan bisa mencapai angka 5%.

Peluang dan potensi terhadap perbankan syariah sangat besar baik dari segi domestic maupun internasional. Indonesia memiliki penduduk muslim terbesar di dunia 227 juta jiwa dimana banyak perpindahan dari lower income menjadi middle income class, sehingga demand domesticnya cukup tinggi. Selain itu, adanya dukungan dari pemerintah, masyarakat, regulator dan ulama untuk pengembangan perbankan syariah dalam bidang pembiayaan proyek – proyek pemerintah & korporasi, serta rencana pengelolaan 100% dana haji di bank syariah, konversi bank umum menjadi bank syariah, ekspansi bisnis di pasar MEA, dan sebagainya.
Sayangnya, produk ekonomi syariah di Indonesia tidak begitu berkembang di dalam perekonomian dikarenakan dua hal, yaitu tidak adanya pemahaman yang memadai dari sisi ekonomi syariah dan dari sisi hukum syariah. Dalam memahami hukum syariah perlu adanya switching mind dari hukum – hukum positif menjadi hukum – hukum syariah. Kelebihan dari produk ekonomi syariah di Indonesia adalah karena sikap kehati – hatian dalam meluncurkan produk berbasis syariah. Di luar negeri, banyak sekali produk inovasi syariah namun kehalalannya dikhawatirkan.

Beliau menunjukkan outlook perbankan syariah 2013 dari sisi estimasi dana pihak ketiga, total asset dan estimasi pembiayaan SMEs. Secara garis besar, semuanya menunjukkan pertumbuhan yang baik dan mengalami kenaikan. Hal ini menunjukkan begitu banyak peluang yang akan tersedia pada perbankan syariah.  Beliau sempat menceritakan mengenai anaknya yang membangun usaha ekonomi kreatif bersama temannya. Ketika negosiasi usaha tersebut berhasil, mereka memerlukan modal untuk implementasinya. Mereka pun mengajukan pada pihak bank, namun mereka memiliki kendala karena tidak adanya track record.hal ini menurut Beliau harus menjadi PR bagi para Bank Syariah untuk dapat mengatur strategi pembiayaan bagi mereka yang tidak memiliki track record seperti mahasiswa.

Kebutuhan SDM Bank Syariah diperlukan untuk memenuhi BUS, UUS maupun BPRS. Pada tahun 2012, dibutuhkan 170 prodi untuk memenuhi kebutuhan akan SDM Bank Syariah. Sehingga pada tahun 2016 tidak aka nada lagi pembukaan untuk prodi syariah. Walaupun jika dihitung, mungkin akan terjadi over supply. Namun, hal tersebut bila dilihat dari kenaikan/deltanya. Bukan dari angka kumulatifnya. Dengan kata lain, demandnya akan selalu lebih tinggi daripada supplynya.

Untuk itu, diperlukan skill atau kemampuan mumpuni untuk setiap bidangnya. Baik sebagai ustadz/ulama, bankers/lawyer/economist atau Quantitative. beliau menjelaskan bahwa masing – masing bidang harus diisi oleh orang yang memang memiliki skill dibidangnya. Jangan sampai yang kuliah di bidang keagamaan harus membuat model ekonomi dan sebagainya. Kecuali ia memiliki kemampuan untuk itu. Tantangan yang sedang kita hadapi saat ini adalah keterbatasan prodi dan belum adanya aturan mengenai kurikulum standar ekonomi syariah, perlunya literature yang memadai untuk buku teks ekonomi maupun hukum syariah, dan kurangnya jumlah dosenyang berkompeten di bidangnya. Implikasinya adalah tidak adanya pemenuhan untuk perbankan syariah tersebut sehingga diperlukan adanya short course atau pelatihan pelatihan yang masuk ke dalam program latihan internal sebuah perusahaan. 

Dalam pemenuhan SDM yang mumpuni dalam bidang ekonomi syariah terdapat dualism di perguruan tinggi, yaitu bentuk perguruan tinggi DEPDIKNAS dan DEPAG. DEPDIKNAS ini merupakan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi yang bentuk pembelajarannya terfokus pada mata kuliah pilihan sehingga SDM nya kurang memenuhi pemahaman mengenai aspek fiqh. Sedangkan DEPAG merupakan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Islam dimana SDM nya difokuskan pada jurusan dan program studinya namun lemah pada penguasaan studi ekonomi/keuangannya. 

Oleh karena itu, Bank Indonesia memiliki peranan bagi lembaga keuangan seperti kerjasama dalam lembaga sertifikasi profesi, menyediakan anggaran pengembangan SDM, Memiliki lembaga pegembangan perbankan Indonesia dan secara tidak langsung berupaya memenuhi SDM di perbankan syariah melalui program edukasi dalam iB Campaign dan Gerakan Ekonomi Syariah (GRES). Peranan lainnya yaitu bagi para akademisi, BI bekerjasama untuk kajian & penelitian di bidang ekonomi dan hukum perbankan syariah, mendukung seminar/diskusi/kuliah informal hukum dan perbankan syariah, bekerjasama dalam menyusun textbook ekonomi islam, menerima peneliti tamu, visiting student, joint riset, dan beberapa staf BI merupakan pengajar aktif. Selain itu, peran BI bagi public adalah mensosialisasikan perbankan syariah ke berbagai lapisan masyarakat, ikut serta dalam expo seperti beberapa saat yang lalu dalam International Motor Show, serta aktif terlibat di regulator internasional keuangan syariah.

Pada pukul 12.30 Acara sesi tanya jawab dibuka.

  • Mengapa Bank Indonesia hanya menerbitkan buku ekonomi syariah saja? Tidak ada buku hukum ekonomi syariah?

Jawaban : Bank Indonesia adalah fasilitator. Ketika universitas Anda memiliki buku yang memang siap untuk dikeluarkan. Bank Indonesia memiliki peranan untuk memfasilitasi. Silahkan saja bagi yang ingin bekerja sama.

  • Hukum ekonomi syariah pada prosesnya harus diambil alih oleh pengadilan agama?

Jawaban : Memang. Namun, sebelum itu pengadilan agama harus memiliki kemampuan dan kualitas SDM mengenai ekonomi. Tidak hanya mengurusi nikah, talak, cerai dan wasiat saja. Perlu adanya kualitas SDM yang memadai agar hukum ekonomi syariah ini dapat diambil alih oleh pengadilan agama

  • Bagaimana dengan pandangan orang bahwa bank syariah ini belum 100% murni syariah? Kapan dapat benar – benar syariah?

Jawaban : Modal yang diberikan pemerintah kepada bank syariah pun belum tentu 100% syariah. Tetapi jika kita tidak memulai, Indonesia tidak akan pernah memiliki Bank Syariah. Kita harus belajar sambil berjalan. Tidak bisa menunggu sampai harus 100% syariah dulu. Kapan kita akan memulai? Jika kita melihat Turki, Turki adalah Negara sekuler. Tidak ada bank syariah di Turki. Yang ada hanya Participant Bank dimana kebijakannya tidak terdengar syariah ataupun keislaman namun substansinya sangat syariah. Hal inilah yang dilakukan Endorgan agar semua masyarakat bisa menerima hal ini sebagai hal yang universal. Inilah islam yang sesungguhnya, rahmatan lil alamiin. Tidak selalu harus dengan semboyan – semboyan islam untuk menunjukkan kehalalannya. Tetapi substansinya agar pelaksanaannya dapat diterima oleh semua masyarakat bahkan tidak dapat ditentang.

  •  Keterbatasan prodi & belum adanya kurikulum standar menjadikan SDM Perbankan Syariah kita jauh tertinggal sehingga pencapaian dalam market share pun menurun. Kualitas SDM yang hanya ingin duduk manis di belakang mejapun menjadi salah satu alasan, tidak berkembangnya tim marketing perbankan syariah. Lalu bagaimana Bank Indonesia harusnya membina bank – bank syariah agar dapat menyerap tenaga kerja yang sebenarnya tersedia agar efektif dan efisien?

Jawaban : Benar. Penurunan market sharepun bisa menurun karena kurangnya inovasi pada produk kita. Alasannya kembali lagi, kita  sangat berhati – hati dalam meluncurkan produk syariah. Berhubung Negara kita adalah Negara demokrasi, penyimpangan karena adanya produk yang tidak sesuai dengan apa yang kita luncurkan dapat memicu konflik di masyarakat. Ada begitu banyak produk syariah di Arab Saudi namun not applicable. Sedangkan, produk – produk Indonesia applicable but not sharia compliment.

Untuk SDM dari segi marketing memang perlu adanya pembinaan berkelanjutan. Oleh karena itu, BI menghadirkan Hermawan Kertajaya sebagai ahli marketing untuk membina markom – markom Bank Syariah dilengkapi dengan adanya proses evaluasi dan monitoring. Selain itu, Bank Indonesia pun menggunakan Consulting Company untuk menghadapi pasar MEA.

Kesimpulan yang didapatkan dari seminar sesi kedua ini adalah kebutuhan SDM untuk prospek karir di perbankan syariah terbuka amat luas. Bahkan demandnya akan selalu melebihi supply. Oleh karena itu, diperlukan kualitas SDM yang handal dan mumpuni untuk dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi syariah di Indonesia dan menggali seluruh potensi dan peluang yang kita miliki. Pada akhir seminarnya, beliau berpesan untuk tidak memulai sebuah langkah dengan sikap perfeksionis. Karena hal itu tidak akan memulai apapun. Lakukan dan emban amanah itu dengan baik. Jika tidak, hanya sesal dan siksa yang akan kita dapatkan. Dea.
 

DreamCatcher Copyright 2009 Sweet Cupcake Designed by Ipiet Templates Image by Tadpole's Notez