Thursday, August 29, 2013
A Short Story about Middle Management Laboratorium
Friday, August 23, 2013
Tersenyum saja. Cukup.
Teringat pertanyaan teman ketika itu.
"Apakah Kamu gak pernah bersedih?"
Aku hanya tercengang. Diam.
Itu pasti retoris.
Dia bertanya sekali lagi.
" Apakah Kamu gak pernah bersedih?"
"Mana mungkin tidak.." hanya itu jawabku.
Setiap orang pasti punya masalahnya masing masing.
Punya tingkat kesedihan masing masing. Jika itu penyakit, berarti tergantung imunitasnya. Tapi jika itu kesedihan, maka tergantung pada problem solvingnya.
Bersedih bukan berarti kita harus menunjukkan bahwa kita sedang bersedih. Berduka bukan berarti kita menangis meraung raung. Ada kalanya, hanya kita dan Allah yang berbincang. Ketika sajadahmu basah oleh air mata. Ketika bacaan sholatmu terasa bergetar di hati. Tidak semua kesedihan harus ditunjukkan. Bukankah yang wajib ditunjukkan pada saudaramu adalah sebuah senyuman?
Senyuman yang mendekatkan jarak dan mendamaikan hati.
Tidak semua kesedihan harus dihantarkan.
Tidak semua dukacita harus dengan air mata.
Tidakkah cukup Allah yang tau betapa sedihnya engkau..
Mama tercinta selalu mengatakan bahwa kita tidak boleh menunjukkan wajah murung, tidak suka bahkan tidak bersemangat sekali pun..
Karena orang lain akan merasakan hal yang sama. Jika ia berlaku seperti itu, apakah kita suka? Tentu saja tidak..
Termasuk kesedihan. Tidak semua kesedihan harus dihantarkan.
Hantarkan kebahagiaan. Hantarkan sebuah senyuman.
Jadilah kuat dan mengaliri semangat pada orang lain.
Tersenyum bukan berarti berpura pura. Tetapi memaksa diri untuk tetap bahagia dan menjadi benar benar bahagia.
Fighto!
Breaking
Aku hanya seorang manusia biasa
Selalu merasa bodoh
Selalu merasa tidak lebih baik
Selalu merasa kurang
Aku hanya seorang penggapai mimpi
Dimana semangat bagai air laut
Pasang surut tak kenal waktu
Aku tidak pernah merasa cukup
Bukan karena serakah
Bukan karena tidak bersyukur
Karena Aku menyadari bahwa
Aku hanyalah debu kecil
Debu yang apabila tertiup angin
Pasti menghilang
Pasti tersapu
Pasti terbawa
Aku harus bisa menjadi keras
Menjadi bata
Menjadi sebuah pondasi
Di atas keyakinan diri
Yang tidak mudah tertiup angin
Lalu menghilang
Aku ingin mengukir nama pada sebuah sejarah
Mengukir manfaat pada orang lain
Mengukir arti yang akan Aku tinggalkan
Aku tidak akan abadi
Aku pasti mati
Tidak tau dimana ia akan menjemput
Kapan dan seperti apa
Aku selalu merasa bodoh
Selalu merasa tidak lebih baik
Aku selalu haus dan lapar
Ilmu yang tidak pernah terbatas
Aku tidak serakah
Aku. Hanya ingin bermanfaat.
Thursday, August 29, 2013
A Short Story about Middle Management Laboratorium
Friday, August 23, 2013
Tersenyum saja. Cukup.
Teringat pertanyaan teman ketika itu.
"Apakah Kamu gak pernah bersedih?"
Aku hanya tercengang. Diam.
Itu pasti retoris.
Dia bertanya sekali lagi.
" Apakah Kamu gak pernah bersedih?"
"Mana mungkin tidak.." hanya itu jawabku.
Setiap orang pasti punya masalahnya masing masing.
Punya tingkat kesedihan masing masing. Jika itu penyakit, berarti tergantung imunitasnya. Tapi jika itu kesedihan, maka tergantung pada problem solvingnya.
Bersedih bukan berarti kita harus menunjukkan bahwa kita sedang bersedih. Berduka bukan berarti kita menangis meraung raung. Ada kalanya, hanya kita dan Allah yang berbincang. Ketika sajadahmu basah oleh air mata. Ketika bacaan sholatmu terasa bergetar di hati. Tidak semua kesedihan harus ditunjukkan. Bukankah yang wajib ditunjukkan pada saudaramu adalah sebuah senyuman?
Senyuman yang mendekatkan jarak dan mendamaikan hati.
Tidak semua kesedihan harus dihantarkan.
Tidak semua dukacita harus dengan air mata.
Tidakkah cukup Allah yang tau betapa sedihnya engkau..
Mama tercinta selalu mengatakan bahwa kita tidak boleh menunjukkan wajah murung, tidak suka bahkan tidak bersemangat sekali pun..
Karena orang lain akan merasakan hal yang sama. Jika ia berlaku seperti itu, apakah kita suka? Tentu saja tidak..
Termasuk kesedihan. Tidak semua kesedihan harus dihantarkan.
Hantarkan kebahagiaan. Hantarkan sebuah senyuman.
Jadilah kuat dan mengaliri semangat pada orang lain.
Tersenyum bukan berarti berpura pura. Tetapi memaksa diri untuk tetap bahagia dan menjadi benar benar bahagia.
Fighto!
Breaking
Aku hanya seorang manusia biasa
Selalu merasa bodoh
Selalu merasa tidak lebih baik
Selalu merasa kurang
Aku hanya seorang penggapai mimpi
Dimana semangat bagai air laut
Pasang surut tak kenal waktu
Aku tidak pernah merasa cukup
Bukan karena serakah
Bukan karena tidak bersyukur
Karena Aku menyadari bahwa
Aku hanyalah debu kecil
Debu yang apabila tertiup angin
Pasti menghilang
Pasti tersapu
Pasti terbawa
Aku harus bisa menjadi keras
Menjadi bata
Menjadi sebuah pondasi
Di atas keyakinan diri
Yang tidak mudah tertiup angin
Lalu menghilang
Aku ingin mengukir nama pada sebuah sejarah
Mengukir manfaat pada orang lain
Mengukir arti yang akan Aku tinggalkan
Aku tidak akan abadi
Aku pasti mati
Tidak tau dimana ia akan menjemput
Kapan dan seperti apa
Aku selalu merasa bodoh
Selalu merasa tidak lebih baik
Aku selalu haus dan lapar
Ilmu yang tidak pernah terbatas
Aku tidak serakah
Aku. Hanya ingin bermanfaat.