Thursday, January 19, 2012

Mendidik Anak dengan C.I.N.T.A

Posted by Unknown at 11:05 AM 0 comments
Senin, 16 Januari 2012

Sambil menunggu hari datangnya UAS atau ujian Akhir semester yang akan diadakan lusa, saya menyempatkan diri untuk mengikuti sebuah seminar yang bertemakan “Mengajar  sebagai wujud dan bakti membangun bangsa”.  Seminar berjudul Gerakan UI Mengajar ini merupakan seminar sekaligus pelepasan secara simbolis kepada 30 mahasiswa UI yang terpilih sebagai pengajar muda.  Gerakan yang diinspirasi dari gerakan Indonesia mengajar ini sangat menarik minat para mahasiswa, kurang lebih 8000an mahasiswa UI ikut mendaftar untuk gerakan ini. Setelah melalui proses seleksi, terpilihlah 30 orang yang akan dikirim ke daerah Bojong, Garut. Mereka akan menjadi pengajar muda yang siap membantu anak – anak di sana selama 23 hari.

Kondisi sekolah di sana sangat memprihatinkan, saya benar – benar terpana ketika kak Maman Abdurahman, ketua BEM UI 2011, memperlihatkan foto – foto keadaan sekolah di sana. Pembangunan sekolah yang “setengah-setengah” atau tidak tuntas itu sangat memprihatinkan. Ada bangunan berlantai 2 yang jika saya lihat cukup berbahaya karena tangganya seperti dibuat seadanyaa dan tanpa pagar pembatas. Beberapa dinding sekolah hanya terbuat dari anyaman kayu dan daun pintu yang terbuat dari kain. Musholla tanpa atap, hanya pondasi yang dapat saya lihat. Selanjutnya, keadaan kamar mandi. Sungguh, saya tidak kaget mungkin karena letaknya di daerah mungkin masih terbilang wajar. Tetapi, sekolah ini hanya memiliki satu kamar mandi. Bukan, bukan kamar mandi. Toilet? Sepertinya bukan. Orang – orang lebih sering menyebutnya jamban. Wah..saya gak habis pikir bagaimana para pengajar muda itu MCK. Hehe
Ironis memang. Pendidikan rasanya menjadi nomor kesekian untuk dapat kepedulian. Saya penasaran dengan latar belakang adanya gerakan ini. Namun, akhirnya terjawab. Ketua BEM UI 2011 ini menjelaskan bahwa pada dasarnya mereka tidak hanya ingin menjadi seorang mahasiswa yang hanya terkenal karena demo atau hanya memberikan kritikikan – kriktikan mereka kepada pemerintah. mereka juga ingin ambil andil dalam membantu pemerintah menuntaskan pendidikan yang agak sulit dijamah pembangunan. Walaupun hanya 23 hari, mereka memiliki visi untuk dapat diwujudkan disana.

Waktunya kembali ke materi seminar  yang akan dibawakan oleh ketiga pembicara yang dihadirkan disini, yaitu Dr. Seto Mulyadi (Ketua Dewan Pembina Komnas Perlindungan Anak), Drs. Widio Winarso (dari Dikjen Dikti) dan Bpk. Hikmat Hardono (Executive Director Indonesia Mengajar).
Materi pertama yang disampaikan oleh kak Seto ini adalah Mendidik Anak dengan CINTA.  Penyampaian materi dengan gaya kak Seto yang ceria dan diselingi beberapa lagu anak ini membuat materi yang disampaikan padat, ringan dan jelas. Namun, tetap memberikan kesan mendalam dalam tiap penyampaiannya. Beliau menjelaskan bagaimana harus menghadapi anak dengan penuh kasih sayang dan cinta. Tidak hanya dengan kata – kata ataupun tindakan kekerasan. 

Setiap anak itu berbeda, mereka memiliki Gaya Belajar yang berbeda – beda. Ada anak yang ketika dijelaskan, ia diam dan menyimak dengan baik sambil memperhatikan. Ada anak yang tipenya adalah pendengar yang baik, dia tidak menatap apa yang dijelaskan. Namun, menyimak dengan baik. Ada pula anak dengan tipe kinektetik, jika ia belajar dengan gerakan, mungkin lebih cepat mengerti.

Setiap anak itu pada dasarnya CERDAS. Hanya saja, kadang potensi mereka tidak muncul karena beberapa hal seperti, lingkungan yang tidak kondusif, diskriminasi dan tindak kekerasan. Anak – anak itu CERDAS, semua tergantung bagaimana mendidik mereka dengan penuh cinta untuk menggali potensi – potensi yang ada dalam diri mereka. 

Namanya juga anak – anak, mereka lebih suka bermain ketimbang belajar. Namun, mereka akan belajar jika mereka sekolah dengan proses yang menyenangkan. Mereka akan suka berada di sekolah dan menerima pelajaran yang disampaikan dengan suara yang riang, permainan yang menarik sehingga akan timbul rasa suka dari dalam diri mereka dengan cap bahwa belajar itu menyenangkan. Tetapi, apabila dalam proses belajar dipenuhi dengan tekanan, omelan, bahkan kekerasan maka apa dampaknya? Dampaknya akan timbul sikap agresif dalam diri anak, bullying, panik,  gelisah, rendah diri dan malas ke sekolah.

Tidak hanya cara mendidik anak yang menjadi kendala dalam pendidikan kita sekarang ini. Kurikulum pendidikan di Indonesia terlalu padat dan kurang berpihak pada hak anak. Kak Seto berpendapat bahwa kurikulum kita saat ini harus dibuat mudah dan ramah anak. Seperti yang saya alami sendiri, adik saya ketika berumur 7 tahun atau kelas 1 Sekolah Dasar sudah harus mempelajari pelajaran Komputer. Memang untuk mengikuti perkembangan teknologi yang sudah semakin maju, manusia harus belajar lebih cepat. Namun, dampaknya tidak baik bagi anak. Mereka tumbuh lebih cepat dari umur mereka, kadang materi yang disajikan untuk belajar terlalu berat dan hal tersebut menekan anak. Hal seperti ini yang terjadi saat ini sangat memprihatinkan dalam perkembangan anak. Padahal sistem pengembangan yang tepat, sesuai dengan umur anak akan mempermudah dalam pembangunan karakter yang positif bagi anak.

Semua anak pada dasarnya senang belajar. Hal ini tergantung bagaimana pengajarnya. Apakah baik? Yang dengan sabar menerangkan atau pengajar yang cepat marah – marah? Karena itu diperlukan pengajar yang professional dan mendidik dengan cinta untuk mengembangkan diri anak agar lebih baik lagi. Pengajar yang dapat mengendalikan suasana  gembira dapat menjadikan anak belajar lebih efektif.

Selain itu, anak – anak yang kesulitan belajar biasanya mereka mendapatkan kekerasan yang terjadi di dalam keluarga. Contohnya, apabila seorang anak yang belum mengerjakan PR nya maka orang tua akan dengan mudah membentak, mencubit, menjewer dan lain – lain. Perbuatan – perbuatan semacam ini akan menimbulkan dampak yang tidak baik bagi anak. Mungkin anak akan takut kemudian mengerjakan PR nya, tetapi anak akan dengan mudah tertekan, tidak fokus, malas dan kekerasan dapat membentuk karakter anak menjadi agresif dan kasar.

Kekerasan yang terjadi tidak hanya terjadi di dalam keluarga. Kekerasan juga terjadi karena media elektronika contohnya  iklan dan sinetron mendominasi penayangan di televise, sedangkan tayangan pendidikan berbeda jauh di bawah tayangan iklan, sinetron, hiburan, dan lain – lain. Kekerasan yang terjadi di tengah masyarakat seperti pekerja anak, pengamen anak – anak, jual beli anak, dan sebagainya.
Anak – anak memiliki rasa ingin tahu yang luar biasa. Kembangkanlah aspek kognitif, afektif dan psikomotorik anak sehingga rasa ingin tahunya yang luar biasa akan terpuaskan dengan jawaban yang memuaskan. Anak pun akan berpikir lebih kritis atas apa yang ia tanyakan.

Semua anak itu unik, autentik dan tidak terbandingkan! Setiap anak memiliki karakter yang berbeda – beda, gaya belajar yang berbeda – beda, memiliki minat dan bakat yang berbeda – beda. Oleh karena itu, jangan pernah membandingkan seorang anak dengan kakaknya, adiknya ataupun temannya. Jika hal itu dilakukan, anak akan merasa rendah diri dan tidak akan menjadi dirinya sendiri.

Anak –anak tumbuh dan berkembang dengan bermain, karena itu ajarilah anak dengan cara berpikir mereka. Bukan dengan cara berpikir orang dewasa yang apabila tidak mengerti, langsung dimarahi, dibentak. Janganlah mudah terpancing emosi dan mudah berputus asa dalam mengajari anak – anak. Ingatlah, mereka hanya anak – anak. Karakter mereka di masa depan tergantung bagaimana mereka diperlakukan ketika mereka masih anak – anak.

Kecerdasan seorang anak tidak hanya dilihat dari IQ saja. IQ bukanlah segalanya, tumbuhkanlah kreatifitas anak sehingga ia dapat mengembangkan jalan pikirannya menjadi sebuah inovasi yang berbeda dari yang lain. Out of the box.
Berikut 8 macam kecerdasan pada anak :
·         Cerdas angka
·         Cerdas kata
·         Cerdas gambar
·         Cerdas musik
·         Cerdas tubuh
·         Cerdas teman
·         Cerdas diri
·         Cerdas alam
Karena itulah, setiap anak berbeda kecerdasannya. Lihatlah termasuk dalam kategori mana seorang anak, ajarilah sesuai letak kecerdasannya. Mari saya beri contoh, seorang anak yang memiiliki kecerdasan di bidang musik. Ajarilah ia matematika dengan lagu sederhana, jangan paksa ia harus menghafal seluruh angka mentah – mentah. Anda dapat membuat sendiri lagu dengan nada sederhana ataupun dengan cara cara yang kreatif dan menyenagkan. Karena, Kunci sukses dalam mengajari anak adalah KREATIF.

Bagaimana belajar yang efektif? Belajar yang efektif adalah belajar dengan suasana yang menyenagkan. Belajar yang mencakup beberapa hal di bawah ini, yaitu :
·         Hiburan
·         Permainan
·         Warna – warni
·         Berpikir positif
·         Badan segar
·         Emosi yang sehat
             Tidak hanya suasana yang menyenangkan untuk belajar lebih efektif. Pengajar pun memiliki peran penting dalam mendidik anak. Seorang pengajar yang menyenangkan akan disukai anak didiknya. Maka seorang pengajar harus dapat melatih senyumnya yang ramah dan menyenangkan untuk anak didiknya, melatih suaranya agar lebih lepas dan riang dengan intonasi yang ceria dan melatih caranya berbicara dengan anak – anak.

        Seorang pendidik dan pengajar professional harus mampu menjadi artis serba bisa. Pendidik dan pengajar dituntut mengikuti pola pikir anak – anak, sehingga pendidik dapat bertranformasi menjadi :
·         Penyanyi
·         Pelawak
·         Seniman
·         Pelawak
·         Pesulap
·         Ilmuwan,
·         Dan lain lain
Hal seperti ini membuat anak akan terinspirasi oleh pendidiknya yang kreatif. Anak pun tidak akan merasa bosan untuk belajar di sekolah dengan pengajar dan pendidik yang kreatif seperti ini.
Topik mengenai kekerasan dalam seminar sangat dominan diisampaikan oleh Kak Seto. Beliau berkali kali menyampaikan untuk menjadikan rumah dan sekolah yang ramah untuk anak, menghindari kekerasan yang dapat membunuh karakter anak dan ajarilah anak dengan C.I.N.T.A ^^

Dari materi yang telah disampaikan di atas, saya dapat menyimpulkan beberapa poin penting dalam mendidik anak, yaitu :
*      Hentikan pola kekerasan yang sepertinya sudah terbiasa terjadi dalam keluarga, seperti membentak, menjewer, mencubit dan sebagainya. Anak membutuhkan rumah yang ramah untuk pengembangan karakter yang positif.
*      Setiap anak itu unik, kita tidak dapat melakukan standarisasi pada setiap anak dengan tuntutan yang dapat memberatkan anak.
*      Jadilah pendidik dan pengajar yang kreatif
*      Dan mendidiklah dengan CINTA

                    Materi yang disampaikan oleh bapak Hikmat Hardono selaku Executive Director Indonesia mengajar ini lebih ditekankan untuk para pengajar muda yang akan di kirim ke camp mengajar di Garut. Beliau menyampaikan kepada para pengajar muda untuk datang dengan rendah hati dan posisikan diri mereka sebagai pengajar yang akan membantu mereka dalam mendapatkan pendidikan dan membantu mereka membenahi masalah yang mungkin terjadi di sana walaupun dalam waktu yang singkat. Selain itu, kehadiran para pengajar muda di sana di harapkan dapat saling menyatukan diri dan mempengaruhi entitas perilaku yang lebih baik. Dan saya ingat satu kutipan hebat yang beliau sampaikan,
Satu hal baik yang anda lakukan, akan mengikat hal baik lainnya di lain hari”

             Berikutnya, merupakan materi terakhir yang disampaikan oleh Bapak Drs. Widio Winarso dominan mengarah kepada pendidikan indonesia saat ini. Beberapa poin penting yang disampaikan adalah permasalahan Guru yang ada di Indonesia, yaitu :
·         Distribusi yang tidak merata
·         “right human not in the right place” , masih banyak guru yang mengajar yang bukan dibidangnya
·         Kurangnya guru di daerah terpencil, dan
·         Masih ada guru yang belum memenuhi kualifikasi pendidikan
         

Friday, January 13, 2012

Kontes J-Fleece The Biggest Fans 2

Posted by Unknown at 7:48 PM 0 comments

Monday, January 9, 2012

Lembang - Tangkuban Perahu, JALAN KAKI ?!!

Posted by Unknown at 9:19 AM 0 comments
        Traveling kali ini, saya mengantarkan kakak sepupu saya kembali ke Lembang bersama dengan ka neneng. Namun, kali ini kami beramai ramai dengan mama, adik, sepupu saya dan tante - tante saya sambil menikmati sejuknya suasana pedesaan, dinginnya air hingga masih terbentangnya sawah sejauh mata memandang. rasanya tiada hari tanpa menikmati lingkungan sekitar Lembang. setiap kali kembali ke Lembang, kami selalu menginap di rumah ka neneng. tidak hanya menginap, bahkan semuanya dilakukan di rumah ka neneng. hehe
asiiik toh. lengkap pula dengan jalan - jalan sambil sesekali membantu aki (bapak ka neneng) memanen di sawahnya yang dekat sekali dengan air sungai yang mengalir. begitu jernih dan bersih :)

        Karena belum sempat menulis, saya jadi lupa pada hari keberapa kami melakukan perjalanan. rasanya setiap hari tidak ada habisnya tempat yang kami kunjungi. ini dia seninya, perjalanan selama di Lembang tidak memakai  mobil yang kakak sepupu saya
bawa, semuanya ditempuh dengan berjalan kaki, naik kretek (kereta kuda), ataupun angkutan kota. nikmaaaatnyaaaaa~
pemandangan sekitar Lembang yang masih begitu hijau dan sejuk, kanan kiri jalan selalu ditemui sapi ataupun kuda yang sedang makan di padang rumput. waaaaah~ Lembang memang selalu jadi andalan deh.
Yang akan saya tulis kali ini, perjalanan kami menuju Tangkuban Perahu dengan berjalan kaki!
wuhuuuuuuuuu!
mantaaaaaap toh?! #abaikan, ini sungguh pertanyaan retoris. hehehe

        Perjalanan kami mulai dari rumah dengan banyak perbekalan di punggung. sekitar pukul setengah 9 kami jalan dari rumah menuju depan jayagiri dengan menggunakan kretek. Namun, saya kebagian menggunakan angkutan kota sampai pasar lembang,barulah dengan kretek hingga depan Jayagiri. ini cuma di depannya aja lho, pintu masuk Jayagirinya masih harus ditempuh dengan jalan kaki sekitar 2 kilometer.
saya ga boleh kalah dong sama anak - anak. keponakan - keponakan saya yang paling kecil, masih TK B dan yang paling besar adik saya kelas 4 SD. mereka semua benar - benar jiwanya petualang deh. ga ada yang ribet ngeluh cape atau minta di gendong XD (seneng bener kaan :D)
kami melewati jalan beraspal sekitar 2 kilometer dengan mengarahkan 6 orang anak kecil dengan pendamping  dewasa 7 orang, yaitu saya sendiri, cici rere, mama, wa epi, wa lela, kaka indah dan ka neneng. setelah berpanas - panas ria sambil deg degan karena sepanjang jalan banyak anjing liar. Akhirnya kami sampai juga di depan pintu masuk Jayagiri.

          Beristirahat sebentar sambil mengumpulkan energi untuk melakukan pendakian sepanjang 10 kilometer. awalnya gak kebayang gimana kaki ini melangkah. 2 kilometer menuju Jayagiri saja sudah dilakukan dengan penuh cucuran keringat. hahah lebai :D
makan Crepes yang kebetulan dijual di pintu masuk, cukup mengganjal perut untuk memulai pendakian. hanya dengan membayar 4000 rupiah per orang sudah termasuk asuransi, Lintas Hutan Jayagiri pun dimulaaaai!
Bismillahirrahmanirrahim..
kami semua berangkat dengan beratnya perbekalan :)
Jalan menuju tangkuban perahu yang licin, karena memang tanahnya adalah tanah liat yang licin. sempat beberapa kali, saya dan cici rere terpleset. tidak hanya itu, kami pun kalah jauh dengan anak - anak yang sudah ada di depan kami, jauuuuuuuh di depan kami sekitar 20 meter -___-
mereka cepat sekali!
sekitar 4 kilometer perjalanan sudah kami tempuh, itupun kami sudah beristirahat 2 kali di bawah pohon. wah, masih 6 kilometer lagi yang harus ditempuh. baju kami sudah basah oleh keringat. nafas pun terengah - engah. bagaimana tidak? jalan yan ditempuh tidak pernah landai, semuanya naik dan turun. maklum namanya juga naik gunung. :p
di tengah perjalanan, perbekalan air kami hampir habis. untungnya, ada warung di tengah hutan yang buka. biasanya, warung - warung di tengah hutan ini hanya buka saat hari sabtu atau minggu. waaah, beruntung kan!
di sekitar warung tersebut, ternyata banyak para pendaki lain yang sedang beristirahat. sambil beristirahat sejenak, kami sempat menanyakan ulang jalan menuju puncak gunung tangkuban Perahu. saya sarankan, untuk yang pertama kali tracking lebih baik membawa guide ataupun orang yang sudah pernah, untuk menjamin jalan yang di tempuh gak muter-muter dan alasan keselamatan :) bisa juga dengan "nabi" alias nanya bibir. xixi

           Kali ini kami dihadapkan dengan 2 jalan bercabang. masing - masing ada ciri pastinya. jalan sebelah kanan, kami akan melalui jalan dengan medan yang mungkin gukup ringan. yang sebelah kiri, medannya cukup berat dengan melewati hutan lindung.
yak! dan benar saja -_- kami memilih jalan sebelah kiri.

ternyata saya benar - benar merasakan bagaimana petualangan sungguhan. haha
kami berada di tengah hutan dengan berbekal tanda merah yang digantungkan di pohon oleh para tracking sebelum kami. dan sungguh, itu sangat membantu. ini ada hubungannya dengan saran yang saya berikan tadi, karena namanya juga di hutan, bisa saja kita melalui jalan yang telah ditempuh. Tetapi, alhamdulillah kami dimudahkan.
beberapa kali saya hampir terperosok, harus sangat hati - hati karena sebelah kanan atau kiri anda itu jurang. hiiiii~

         Sepanjang perjalanan, saya berdoa tidak bertemu reptil dan sebangsanya. Melewati pohon - pohon yang memang agak menutup jalan, melewati sungai dengan batu - batu kecil, mungkin bisa untuk terapi, tapi tidak untuk waktu yang lama, rasanya sakit. kami memilih untuk tidak memakai sendal atau nyeker. hehe
karena, jalan yang ditempuh selain licin, juga melewati beberapa kali tanah yang lembek. jadi,kalau gak rela sandal anda masuk bersama tanah - tanah tersebut sebaiknya dilepas. selanjutnya, kami dihadapkan pada, saya menyebutnya hutan berduri. kayak di film Dora ya.. :)
karena saya berada di urutan paling belakang, saya terselamatkan dari ancaman tertusuk duri.
kakak saya yang paling depan sempat kejedot duri karena pohonnya menghalangi jalan kami.

         Nah, ini dia yang buat kami bingung ketika dihadapkan pada sebuah jalan yang sepertinya tidak ada jalan. maaf, saya juga bingung jelasinnya. hehehe
ada sebuah jalan namun sepertinya menuju keramaian. kami tidak yakin. Akhirnya kakak sepupu saya lebih memilih menerobos hutan di jalan lain. ini dia namanya berani mengambil keputusan dengan insting kali ya. kami menemukan tanda merah. itu artinya jalan yang kami pilih benar. perjalanan pun dilanjutkan, sekitar beberapa ratus meter dari situ, kami mendengar lagi suara keramaian. barulah kali ini kami naik ke atas.

           TRIIIIING~        
setelah sampai di atas, kami bagaikan makhluk primitif yang keluar dari hutan. disekeliling kami banyak sekali orang yang mungkin bingung melihat kami dalam keadaan dekil, bertelanjang kaki, berlumpur dan keluar dari dalam hutan. hahahaha
inilah HOKI, kami muncul setelah pintu masuk artinya kami bebas parkir. ahaha
perjalanan kali ini sangat diberikan kemudahan, Alhamdulilllah. sampai tepat di depan musholla. kamipun langsung membersihkan diri di toilet dan melangsungkan shalat.

        Perjalanan yang berlangsung selama 4,5 jam ini tidak terasa ketika kami berhasil berjalan menerobos keindahan hutan. Anak - anak hebat yang bersama kami pun tidak mengeluh.
saatnya menuju kawah~
tidak naik mobil, bukannya irit. kami hanya mau menikmati niat tracking kami. :p
tidak sabar rasanya ketika melihat plang bertuliskan "kawah 150 meter". duh, akhirnya merasa menaklukan gunung tangkuban perahu.. yuhhuuuuu~

        Perjalanan 15 kilometer tidak lagi terasa ketika hawa dingin mulai menyerang di cuaca yang cerah. pemandangan kawah gunung tangkuban perahu menjadi alat tukar yang keren untuk perjalanan kali ini.
Mungkin sudah beberapa kali saya kesini, tapi perjalanan tracking ini membuat saya merasakan Tangkuban Perahu seperti pertama kali!


Tracking menuju Tangkuban Perahu bisa menjadi alternatif liburan yang menyenangkan!

Thursday, January 19, 2012

Mendidik Anak dengan C.I.N.T.A

Senin, 16 Januari 2012

Sambil menunggu hari datangnya UAS atau ujian Akhir semester yang akan diadakan lusa, saya menyempatkan diri untuk mengikuti sebuah seminar yang bertemakan “Mengajar  sebagai wujud dan bakti membangun bangsa”.  Seminar berjudul Gerakan UI Mengajar ini merupakan seminar sekaligus pelepasan secara simbolis kepada 30 mahasiswa UI yang terpilih sebagai pengajar muda.  Gerakan yang diinspirasi dari gerakan Indonesia mengajar ini sangat menarik minat para mahasiswa, kurang lebih 8000an mahasiswa UI ikut mendaftar untuk gerakan ini. Setelah melalui proses seleksi, terpilihlah 30 orang yang akan dikirim ke daerah Bojong, Garut. Mereka akan menjadi pengajar muda yang siap membantu anak – anak di sana selama 23 hari.

Kondisi sekolah di sana sangat memprihatinkan, saya benar – benar terpana ketika kak Maman Abdurahman, ketua BEM UI 2011, memperlihatkan foto – foto keadaan sekolah di sana. Pembangunan sekolah yang “setengah-setengah” atau tidak tuntas itu sangat memprihatinkan. Ada bangunan berlantai 2 yang jika saya lihat cukup berbahaya karena tangganya seperti dibuat seadanyaa dan tanpa pagar pembatas. Beberapa dinding sekolah hanya terbuat dari anyaman kayu dan daun pintu yang terbuat dari kain. Musholla tanpa atap, hanya pondasi yang dapat saya lihat. Selanjutnya, keadaan kamar mandi. Sungguh, saya tidak kaget mungkin karena letaknya di daerah mungkin masih terbilang wajar. Tetapi, sekolah ini hanya memiliki satu kamar mandi. Bukan, bukan kamar mandi. Toilet? Sepertinya bukan. Orang – orang lebih sering menyebutnya jamban. Wah..saya gak habis pikir bagaimana para pengajar muda itu MCK. Hehe
Ironis memang. Pendidikan rasanya menjadi nomor kesekian untuk dapat kepedulian. Saya penasaran dengan latar belakang adanya gerakan ini. Namun, akhirnya terjawab. Ketua BEM UI 2011 ini menjelaskan bahwa pada dasarnya mereka tidak hanya ingin menjadi seorang mahasiswa yang hanya terkenal karena demo atau hanya memberikan kritikikan – kriktikan mereka kepada pemerintah. mereka juga ingin ambil andil dalam membantu pemerintah menuntaskan pendidikan yang agak sulit dijamah pembangunan. Walaupun hanya 23 hari, mereka memiliki visi untuk dapat diwujudkan disana.

Waktunya kembali ke materi seminar  yang akan dibawakan oleh ketiga pembicara yang dihadirkan disini, yaitu Dr. Seto Mulyadi (Ketua Dewan Pembina Komnas Perlindungan Anak), Drs. Widio Winarso (dari Dikjen Dikti) dan Bpk. Hikmat Hardono (Executive Director Indonesia Mengajar).
Materi pertama yang disampaikan oleh kak Seto ini adalah Mendidik Anak dengan CINTA.  Penyampaian materi dengan gaya kak Seto yang ceria dan diselingi beberapa lagu anak ini membuat materi yang disampaikan padat, ringan dan jelas. Namun, tetap memberikan kesan mendalam dalam tiap penyampaiannya. Beliau menjelaskan bagaimana harus menghadapi anak dengan penuh kasih sayang dan cinta. Tidak hanya dengan kata – kata ataupun tindakan kekerasan. 

Setiap anak itu berbeda, mereka memiliki Gaya Belajar yang berbeda – beda. Ada anak yang ketika dijelaskan, ia diam dan menyimak dengan baik sambil memperhatikan. Ada anak yang tipenya adalah pendengar yang baik, dia tidak menatap apa yang dijelaskan. Namun, menyimak dengan baik. Ada pula anak dengan tipe kinektetik, jika ia belajar dengan gerakan, mungkin lebih cepat mengerti.

Setiap anak itu pada dasarnya CERDAS. Hanya saja, kadang potensi mereka tidak muncul karena beberapa hal seperti, lingkungan yang tidak kondusif, diskriminasi dan tindak kekerasan. Anak – anak itu CERDAS, semua tergantung bagaimana mendidik mereka dengan penuh cinta untuk menggali potensi – potensi yang ada dalam diri mereka. 

Namanya juga anak – anak, mereka lebih suka bermain ketimbang belajar. Namun, mereka akan belajar jika mereka sekolah dengan proses yang menyenangkan. Mereka akan suka berada di sekolah dan menerima pelajaran yang disampaikan dengan suara yang riang, permainan yang menarik sehingga akan timbul rasa suka dari dalam diri mereka dengan cap bahwa belajar itu menyenangkan. Tetapi, apabila dalam proses belajar dipenuhi dengan tekanan, omelan, bahkan kekerasan maka apa dampaknya? Dampaknya akan timbul sikap agresif dalam diri anak, bullying, panik,  gelisah, rendah diri dan malas ke sekolah.

Tidak hanya cara mendidik anak yang menjadi kendala dalam pendidikan kita sekarang ini. Kurikulum pendidikan di Indonesia terlalu padat dan kurang berpihak pada hak anak. Kak Seto berpendapat bahwa kurikulum kita saat ini harus dibuat mudah dan ramah anak. Seperti yang saya alami sendiri, adik saya ketika berumur 7 tahun atau kelas 1 Sekolah Dasar sudah harus mempelajari pelajaran Komputer. Memang untuk mengikuti perkembangan teknologi yang sudah semakin maju, manusia harus belajar lebih cepat. Namun, dampaknya tidak baik bagi anak. Mereka tumbuh lebih cepat dari umur mereka, kadang materi yang disajikan untuk belajar terlalu berat dan hal tersebut menekan anak. Hal seperti ini yang terjadi saat ini sangat memprihatinkan dalam perkembangan anak. Padahal sistem pengembangan yang tepat, sesuai dengan umur anak akan mempermudah dalam pembangunan karakter yang positif bagi anak.

Semua anak pada dasarnya senang belajar. Hal ini tergantung bagaimana pengajarnya. Apakah baik? Yang dengan sabar menerangkan atau pengajar yang cepat marah – marah? Karena itu diperlukan pengajar yang professional dan mendidik dengan cinta untuk mengembangkan diri anak agar lebih baik lagi. Pengajar yang dapat mengendalikan suasana  gembira dapat menjadikan anak belajar lebih efektif.

Selain itu, anak – anak yang kesulitan belajar biasanya mereka mendapatkan kekerasan yang terjadi di dalam keluarga. Contohnya, apabila seorang anak yang belum mengerjakan PR nya maka orang tua akan dengan mudah membentak, mencubit, menjewer dan lain – lain. Perbuatan – perbuatan semacam ini akan menimbulkan dampak yang tidak baik bagi anak. Mungkin anak akan takut kemudian mengerjakan PR nya, tetapi anak akan dengan mudah tertekan, tidak fokus, malas dan kekerasan dapat membentuk karakter anak menjadi agresif dan kasar.

Kekerasan yang terjadi tidak hanya terjadi di dalam keluarga. Kekerasan juga terjadi karena media elektronika contohnya  iklan dan sinetron mendominasi penayangan di televise, sedangkan tayangan pendidikan berbeda jauh di bawah tayangan iklan, sinetron, hiburan, dan lain – lain. Kekerasan yang terjadi di tengah masyarakat seperti pekerja anak, pengamen anak – anak, jual beli anak, dan sebagainya.
Anak – anak memiliki rasa ingin tahu yang luar biasa. Kembangkanlah aspek kognitif, afektif dan psikomotorik anak sehingga rasa ingin tahunya yang luar biasa akan terpuaskan dengan jawaban yang memuaskan. Anak pun akan berpikir lebih kritis atas apa yang ia tanyakan.

Semua anak itu unik, autentik dan tidak terbandingkan! Setiap anak memiliki karakter yang berbeda – beda, gaya belajar yang berbeda – beda, memiliki minat dan bakat yang berbeda – beda. Oleh karena itu, jangan pernah membandingkan seorang anak dengan kakaknya, adiknya ataupun temannya. Jika hal itu dilakukan, anak akan merasa rendah diri dan tidak akan menjadi dirinya sendiri.

Anak –anak tumbuh dan berkembang dengan bermain, karena itu ajarilah anak dengan cara berpikir mereka. Bukan dengan cara berpikir orang dewasa yang apabila tidak mengerti, langsung dimarahi, dibentak. Janganlah mudah terpancing emosi dan mudah berputus asa dalam mengajari anak – anak. Ingatlah, mereka hanya anak – anak. Karakter mereka di masa depan tergantung bagaimana mereka diperlakukan ketika mereka masih anak – anak.

Kecerdasan seorang anak tidak hanya dilihat dari IQ saja. IQ bukanlah segalanya, tumbuhkanlah kreatifitas anak sehingga ia dapat mengembangkan jalan pikirannya menjadi sebuah inovasi yang berbeda dari yang lain. Out of the box.
Berikut 8 macam kecerdasan pada anak :
·         Cerdas angka
·         Cerdas kata
·         Cerdas gambar
·         Cerdas musik
·         Cerdas tubuh
·         Cerdas teman
·         Cerdas diri
·         Cerdas alam
Karena itulah, setiap anak berbeda kecerdasannya. Lihatlah termasuk dalam kategori mana seorang anak, ajarilah sesuai letak kecerdasannya. Mari saya beri contoh, seorang anak yang memiiliki kecerdasan di bidang musik. Ajarilah ia matematika dengan lagu sederhana, jangan paksa ia harus menghafal seluruh angka mentah – mentah. Anda dapat membuat sendiri lagu dengan nada sederhana ataupun dengan cara cara yang kreatif dan menyenagkan. Karena, Kunci sukses dalam mengajari anak adalah KREATIF.

Bagaimana belajar yang efektif? Belajar yang efektif adalah belajar dengan suasana yang menyenagkan. Belajar yang mencakup beberapa hal di bawah ini, yaitu :
·         Hiburan
·         Permainan
·         Warna – warni
·         Berpikir positif
·         Badan segar
·         Emosi yang sehat
             Tidak hanya suasana yang menyenangkan untuk belajar lebih efektif. Pengajar pun memiliki peran penting dalam mendidik anak. Seorang pengajar yang menyenangkan akan disukai anak didiknya. Maka seorang pengajar harus dapat melatih senyumnya yang ramah dan menyenangkan untuk anak didiknya, melatih suaranya agar lebih lepas dan riang dengan intonasi yang ceria dan melatih caranya berbicara dengan anak – anak.

        Seorang pendidik dan pengajar professional harus mampu menjadi artis serba bisa. Pendidik dan pengajar dituntut mengikuti pola pikir anak – anak, sehingga pendidik dapat bertranformasi menjadi :
·         Penyanyi
·         Pelawak
·         Seniman
·         Pelawak
·         Pesulap
·         Ilmuwan,
·         Dan lain lain
Hal seperti ini membuat anak akan terinspirasi oleh pendidiknya yang kreatif. Anak pun tidak akan merasa bosan untuk belajar di sekolah dengan pengajar dan pendidik yang kreatif seperti ini.
Topik mengenai kekerasan dalam seminar sangat dominan diisampaikan oleh Kak Seto. Beliau berkali kali menyampaikan untuk menjadikan rumah dan sekolah yang ramah untuk anak, menghindari kekerasan yang dapat membunuh karakter anak dan ajarilah anak dengan C.I.N.T.A ^^

Dari materi yang telah disampaikan di atas, saya dapat menyimpulkan beberapa poin penting dalam mendidik anak, yaitu :
*      Hentikan pola kekerasan yang sepertinya sudah terbiasa terjadi dalam keluarga, seperti membentak, menjewer, mencubit dan sebagainya. Anak membutuhkan rumah yang ramah untuk pengembangan karakter yang positif.
*      Setiap anak itu unik, kita tidak dapat melakukan standarisasi pada setiap anak dengan tuntutan yang dapat memberatkan anak.
*      Jadilah pendidik dan pengajar yang kreatif
*      Dan mendidiklah dengan CINTA

                    Materi yang disampaikan oleh bapak Hikmat Hardono selaku Executive Director Indonesia mengajar ini lebih ditekankan untuk para pengajar muda yang akan di kirim ke camp mengajar di Garut. Beliau menyampaikan kepada para pengajar muda untuk datang dengan rendah hati dan posisikan diri mereka sebagai pengajar yang akan membantu mereka dalam mendapatkan pendidikan dan membantu mereka membenahi masalah yang mungkin terjadi di sana walaupun dalam waktu yang singkat. Selain itu, kehadiran para pengajar muda di sana di harapkan dapat saling menyatukan diri dan mempengaruhi entitas perilaku yang lebih baik. Dan saya ingat satu kutipan hebat yang beliau sampaikan,
Satu hal baik yang anda lakukan, akan mengikat hal baik lainnya di lain hari”

             Berikutnya, merupakan materi terakhir yang disampaikan oleh Bapak Drs. Widio Winarso dominan mengarah kepada pendidikan indonesia saat ini. Beberapa poin penting yang disampaikan adalah permasalahan Guru yang ada di Indonesia, yaitu :
·         Distribusi yang tidak merata
·         “right human not in the right place” , masih banyak guru yang mengajar yang bukan dibidangnya
·         Kurangnya guru di daerah terpencil, dan
·         Masih ada guru yang belum memenuhi kualifikasi pendidikan
         

Monday, January 9, 2012

Lembang - Tangkuban Perahu, JALAN KAKI ?!!

        Traveling kali ini, saya mengantarkan kakak sepupu saya kembali ke Lembang bersama dengan ka neneng. Namun, kali ini kami beramai ramai dengan mama, adik, sepupu saya dan tante - tante saya sambil menikmati sejuknya suasana pedesaan, dinginnya air hingga masih terbentangnya sawah sejauh mata memandang. rasanya tiada hari tanpa menikmati lingkungan sekitar Lembang. setiap kali kembali ke Lembang, kami selalu menginap di rumah ka neneng. tidak hanya menginap, bahkan semuanya dilakukan di rumah ka neneng. hehe
asiiik toh. lengkap pula dengan jalan - jalan sambil sesekali membantu aki (bapak ka neneng) memanen di sawahnya yang dekat sekali dengan air sungai yang mengalir. begitu jernih dan bersih :)

        Karena belum sempat menulis, saya jadi lupa pada hari keberapa kami melakukan perjalanan. rasanya setiap hari tidak ada habisnya tempat yang kami kunjungi. ini dia seninya, perjalanan selama di Lembang tidak memakai  mobil yang kakak sepupu saya
bawa, semuanya ditempuh dengan berjalan kaki, naik kretek (kereta kuda), ataupun angkutan kota. nikmaaaatnyaaaaa~
pemandangan sekitar Lembang yang masih begitu hijau dan sejuk, kanan kiri jalan selalu ditemui sapi ataupun kuda yang sedang makan di padang rumput. waaaaah~ Lembang memang selalu jadi andalan deh.
Yang akan saya tulis kali ini, perjalanan kami menuju Tangkuban Perahu dengan berjalan kaki!
wuhuuuuuuuuu!
mantaaaaaap toh?! #abaikan, ini sungguh pertanyaan retoris. hehehe

        Perjalanan kami mulai dari rumah dengan banyak perbekalan di punggung. sekitar pukul setengah 9 kami jalan dari rumah menuju depan jayagiri dengan menggunakan kretek. Namun, saya kebagian menggunakan angkutan kota sampai pasar lembang,barulah dengan kretek hingga depan Jayagiri. ini cuma di depannya aja lho, pintu masuk Jayagirinya masih harus ditempuh dengan jalan kaki sekitar 2 kilometer.
saya ga boleh kalah dong sama anak - anak. keponakan - keponakan saya yang paling kecil, masih TK B dan yang paling besar adik saya kelas 4 SD. mereka semua benar - benar jiwanya petualang deh. ga ada yang ribet ngeluh cape atau minta di gendong XD (seneng bener kaan :D)
kami melewati jalan beraspal sekitar 2 kilometer dengan mengarahkan 6 orang anak kecil dengan pendamping  dewasa 7 orang, yaitu saya sendiri, cici rere, mama, wa epi, wa lela, kaka indah dan ka neneng. setelah berpanas - panas ria sambil deg degan karena sepanjang jalan banyak anjing liar. Akhirnya kami sampai juga di depan pintu masuk Jayagiri.

          Beristirahat sebentar sambil mengumpulkan energi untuk melakukan pendakian sepanjang 10 kilometer. awalnya gak kebayang gimana kaki ini melangkah. 2 kilometer menuju Jayagiri saja sudah dilakukan dengan penuh cucuran keringat. hahah lebai :D
makan Crepes yang kebetulan dijual di pintu masuk, cukup mengganjal perut untuk memulai pendakian. hanya dengan membayar 4000 rupiah per orang sudah termasuk asuransi, Lintas Hutan Jayagiri pun dimulaaaai!
Bismillahirrahmanirrahim..
kami semua berangkat dengan beratnya perbekalan :)
Jalan menuju tangkuban perahu yang licin, karena memang tanahnya adalah tanah liat yang licin. sempat beberapa kali, saya dan cici rere terpleset. tidak hanya itu, kami pun kalah jauh dengan anak - anak yang sudah ada di depan kami, jauuuuuuuh di depan kami sekitar 20 meter -___-
mereka cepat sekali!
sekitar 4 kilometer perjalanan sudah kami tempuh, itupun kami sudah beristirahat 2 kali di bawah pohon. wah, masih 6 kilometer lagi yang harus ditempuh. baju kami sudah basah oleh keringat. nafas pun terengah - engah. bagaimana tidak? jalan yan ditempuh tidak pernah landai, semuanya naik dan turun. maklum namanya juga naik gunung. :p
di tengah perjalanan, perbekalan air kami hampir habis. untungnya, ada warung di tengah hutan yang buka. biasanya, warung - warung di tengah hutan ini hanya buka saat hari sabtu atau minggu. waaah, beruntung kan!
di sekitar warung tersebut, ternyata banyak para pendaki lain yang sedang beristirahat. sambil beristirahat sejenak, kami sempat menanyakan ulang jalan menuju puncak gunung tangkuban Perahu. saya sarankan, untuk yang pertama kali tracking lebih baik membawa guide ataupun orang yang sudah pernah, untuk menjamin jalan yang di tempuh gak muter-muter dan alasan keselamatan :) bisa juga dengan "nabi" alias nanya bibir. xixi

           Kali ini kami dihadapkan dengan 2 jalan bercabang. masing - masing ada ciri pastinya. jalan sebelah kanan, kami akan melalui jalan dengan medan yang mungkin gukup ringan. yang sebelah kiri, medannya cukup berat dengan melewati hutan lindung.
yak! dan benar saja -_- kami memilih jalan sebelah kiri.

ternyata saya benar - benar merasakan bagaimana petualangan sungguhan. haha
kami berada di tengah hutan dengan berbekal tanda merah yang digantungkan di pohon oleh para tracking sebelum kami. dan sungguh, itu sangat membantu. ini ada hubungannya dengan saran yang saya berikan tadi, karena namanya juga di hutan, bisa saja kita melalui jalan yang telah ditempuh. Tetapi, alhamdulillah kami dimudahkan.
beberapa kali saya hampir terperosok, harus sangat hati - hati karena sebelah kanan atau kiri anda itu jurang. hiiiii~

         Sepanjang perjalanan, saya berdoa tidak bertemu reptil dan sebangsanya. Melewati pohon - pohon yang memang agak menutup jalan, melewati sungai dengan batu - batu kecil, mungkin bisa untuk terapi, tapi tidak untuk waktu yang lama, rasanya sakit. kami memilih untuk tidak memakai sendal atau nyeker. hehe
karena, jalan yang ditempuh selain licin, juga melewati beberapa kali tanah yang lembek. jadi,kalau gak rela sandal anda masuk bersama tanah - tanah tersebut sebaiknya dilepas. selanjutnya, kami dihadapkan pada, saya menyebutnya hutan berduri. kayak di film Dora ya.. :)
karena saya berada di urutan paling belakang, saya terselamatkan dari ancaman tertusuk duri.
kakak saya yang paling depan sempat kejedot duri karena pohonnya menghalangi jalan kami.

         Nah, ini dia yang buat kami bingung ketika dihadapkan pada sebuah jalan yang sepertinya tidak ada jalan. maaf, saya juga bingung jelasinnya. hehehe
ada sebuah jalan namun sepertinya menuju keramaian. kami tidak yakin. Akhirnya kakak sepupu saya lebih memilih menerobos hutan di jalan lain. ini dia namanya berani mengambil keputusan dengan insting kali ya. kami menemukan tanda merah. itu artinya jalan yang kami pilih benar. perjalanan pun dilanjutkan, sekitar beberapa ratus meter dari situ, kami mendengar lagi suara keramaian. barulah kali ini kami naik ke atas.

           TRIIIIING~        
setelah sampai di atas, kami bagaikan makhluk primitif yang keluar dari hutan. disekeliling kami banyak sekali orang yang mungkin bingung melihat kami dalam keadaan dekil, bertelanjang kaki, berlumpur dan keluar dari dalam hutan. hahahaha
inilah HOKI, kami muncul setelah pintu masuk artinya kami bebas parkir. ahaha
perjalanan kali ini sangat diberikan kemudahan, Alhamdulilllah. sampai tepat di depan musholla. kamipun langsung membersihkan diri di toilet dan melangsungkan shalat.

        Perjalanan yang berlangsung selama 4,5 jam ini tidak terasa ketika kami berhasil berjalan menerobos keindahan hutan. Anak - anak hebat yang bersama kami pun tidak mengeluh.
saatnya menuju kawah~
tidak naik mobil, bukannya irit. kami hanya mau menikmati niat tracking kami. :p
tidak sabar rasanya ketika melihat plang bertuliskan "kawah 150 meter". duh, akhirnya merasa menaklukan gunung tangkuban perahu.. yuhhuuuuu~

        Perjalanan 15 kilometer tidak lagi terasa ketika hawa dingin mulai menyerang di cuaca yang cerah. pemandangan kawah gunung tangkuban perahu menjadi alat tukar yang keren untuk perjalanan kali ini.
Mungkin sudah beberapa kali saya kesini, tapi perjalanan tracking ini membuat saya merasakan Tangkuban Perahu seperti pertama kali!


Tracking menuju Tangkuban Perahu bisa menjadi alternatif liburan yang menyenangkan!
 

DreamCatcher Copyright 2009 Sweet Cupcake Designed by Ipiet Templates Image by Tadpole's Notez