Sunday, December 29, 2013

Pembangunan Ekonomi Berbasis Inovasi dan Imtaq Menuju Indonesia yang Maju, Adil-Makmur, Berdaulat, dan Diridhai Allah SWT (SESI II)

Posted by Unknown at 11:33 PM
Pemuda Sebagai Penggerak Ekonomi Islam di Indonesia

Pembicara kedua yang akan menyampaikan hal menarik ini adalah Witjaksono. Seorang entrepereneur muda yang memulai kariernya  pada tahun 2004 berbekal ijazah lulusan Universitas Negeri di Kota Semarang, Universitas Diponegoro. Ia bermigrasi dari Semarang ke Jakarta dengan modal tekad dan semangat menjadi seorang pengusaha.

Ia sudah memiliki beberapa perusahaan terbuka, beberapa diantaranya akan listing. Ia menyampaikan bahwa ia ingin menciptakan ribuan entrepreneur muda di Indonesia. Idenya tersebut dilatar belakangi oleh minimnya jumlah pengusaha yang ada di Indonesia. Jumlah minimum pengusaha untuk sebuah negara maju adalah sebesar 5%. Hal ini sudah dibuktikan oleh negara – negara seperti Singapura sebesar 7,2%, Jepang 10%, dan lain – lain. Sedangkan negara kita baru sebesar 1,6%. Ini merupakan rasio entrepreneur terhadap masalah jumlah penduduk. Fakta lainnya membuktikan bahwa 0,8% dari jumlah pengusaha kita berusia di bawah 40 tahun. Sayangnya, pengusaha muslim di dalamnya kurang dari 0,05%. Padahal dengan penduduk 250juta jiwa yang 80%nya penduduk muslim, harusnya kita dapat mencapai target minimal 5% untuk total pengusaha.

Ada beberapa alasan yang ia kemukakan mengenai minimnya pengusaha di Indonesia, yaitu faktor budaya. Dimana, budaya yang ditandai dengan nyamannya menjadi pegawai yang notabene bergaji aman perbulan dan lumayan besar, membuat banyak dari masyarakat kita enggan berpindah kuadran. Faktor yang kedua yaitu pendidikan, banyak dari lulusan sekolah hingga universitas yang tidak jarang justru mendidik anak didiknya untuk menjadi seorang pekerja, atau professional. Faktor terakhir yaitu orang tua. Faktor yang merupakan ruang lingkup paling dekat dengan diri kita ini ternyata berpengaruh besar karena berkaitan langsung dengan pola asuh orang tua.

Kita perlu menyikapi umur – umur dengan usia produktif ini untuk dapat menghasilkan karya yang baik. Sayangnya, terkadang waktu luang anak tidak terpantau dengan baik. Ada beberapa dampak dari hal tersebut, yaitu tawuran pelajar dimana pelakunya merupakan anak – anak terpelajar dan terdidik, sekitar 4 juta remaja terlibat narkoba, sisanya terlibat kasus hamil di luar nikah. Padahal umur 15 – 25 tahun merupakan teenspreneur era. Begitu ia menyebutnya. Umur produktif tersebut dapat menghantarkan jiwa – jiwa muda menuju pembelajaran yang berharga dan menjadi orang yang produktif di waktu luang.

Oleh karena itu, ia memiliki program bernama jejak witjak yang insyaaAllah akan segera diliris. Program ini merupakan hasil besutannya dengan beberapa rekan seperti Tampo sebagai motivator, Dwiki sebagai budayawan dan Witjak sebagai entrepreneur. Collaborating harmony yang ia ciptakan bertujuan untuk menghasilkan 1000 enterpreneur muda. Ada beberapa step dalam program tersebut hingga akhirnya akan dipilih beberapa usaha yang akan dimodali penuh dan dibimbing kembali hingga sukses.
Acara di UIN Syarif Hidayatullah ini diakhiri dengan hiburan berupa penampilan marawis qori dan qori’ah dari HIMA UIN Syarif Hidayatullah yang membawakan dua tembang shalawat dan penampilan akustik dengan dua lagu modern. (Dea)


0 comments on "Pembangunan Ekonomi Berbasis Inovasi dan Imtaq Menuju Indonesia yang Maju, Adil-Makmur, Berdaulat, dan Diridhai Allah SWT (SESI II)"

Post a Comment

Poskan komentar

Sunday, December 29, 2013

Pembangunan Ekonomi Berbasis Inovasi dan Imtaq Menuju Indonesia yang Maju, Adil-Makmur, Berdaulat, dan Diridhai Allah SWT (SESI II)

Pemuda Sebagai Penggerak Ekonomi Islam di Indonesia

Pembicara kedua yang akan menyampaikan hal menarik ini adalah Witjaksono. Seorang entrepereneur muda yang memulai kariernya  pada tahun 2004 berbekal ijazah lulusan Universitas Negeri di Kota Semarang, Universitas Diponegoro. Ia bermigrasi dari Semarang ke Jakarta dengan modal tekad dan semangat menjadi seorang pengusaha.

Ia sudah memiliki beberapa perusahaan terbuka, beberapa diantaranya akan listing. Ia menyampaikan bahwa ia ingin menciptakan ribuan entrepreneur muda di Indonesia. Idenya tersebut dilatar belakangi oleh minimnya jumlah pengusaha yang ada di Indonesia. Jumlah minimum pengusaha untuk sebuah negara maju adalah sebesar 5%. Hal ini sudah dibuktikan oleh negara – negara seperti Singapura sebesar 7,2%, Jepang 10%, dan lain – lain. Sedangkan negara kita baru sebesar 1,6%. Ini merupakan rasio entrepreneur terhadap masalah jumlah penduduk. Fakta lainnya membuktikan bahwa 0,8% dari jumlah pengusaha kita berusia di bawah 40 tahun. Sayangnya, pengusaha muslim di dalamnya kurang dari 0,05%. Padahal dengan penduduk 250juta jiwa yang 80%nya penduduk muslim, harusnya kita dapat mencapai target minimal 5% untuk total pengusaha.

Ada beberapa alasan yang ia kemukakan mengenai minimnya pengusaha di Indonesia, yaitu faktor budaya. Dimana, budaya yang ditandai dengan nyamannya menjadi pegawai yang notabene bergaji aman perbulan dan lumayan besar, membuat banyak dari masyarakat kita enggan berpindah kuadran. Faktor yang kedua yaitu pendidikan, banyak dari lulusan sekolah hingga universitas yang tidak jarang justru mendidik anak didiknya untuk menjadi seorang pekerja, atau professional. Faktor terakhir yaitu orang tua. Faktor yang merupakan ruang lingkup paling dekat dengan diri kita ini ternyata berpengaruh besar karena berkaitan langsung dengan pola asuh orang tua.

Kita perlu menyikapi umur – umur dengan usia produktif ini untuk dapat menghasilkan karya yang baik. Sayangnya, terkadang waktu luang anak tidak terpantau dengan baik. Ada beberapa dampak dari hal tersebut, yaitu tawuran pelajar dimana pelakunya merupakan anak – anak terpelajar dan terdidik, sekitar 4 juta remaja terlibat narkoba, sisanya terlibat kasus hamil di luar nikah. Padahal umur 15 – 25 tahun merupakan teenspreneur era. Begitu ia menyebutnya. Umur produktif tersebut dapat menghantarkan jiwa – jiwa muda menuju pembelajaran yang berharga dan menjadi orang yang produktif di waktu luang.

Oleh karena itu, ia memiliki program bernama jejak witjak yang insyaaAllah akan segera diliris. Program ini merupakan hasil besutannya dengan beberapa rekan seperti Tampo sebagai motivator, Dwiki sebagai budayawan dan Witjak sebagai entrepreneur. Collaborating harmony yang ia ciptakan bertujuan untuk menghasilkan 1000 enterpreneur muda. Ada beberapa step dalam program tersebut hingga akhirnya akan dipilih beberapa usaha yang akan dimodali penuh dan dibimbing kembali hingga sukses.
Acara di UIN Syarif Hidayatullah ini diakhiri dengan hiburan berupa penampilan marawis qori dan qori’ah dari HIMA UIN Syarif Hidayatullah yang membawakan dua tembang shalawat dan penampilan akustik dengan dua lagu modern. (Dea)


No comments:

Post a Comment

Poskan komentar

 

DreamCatcher Copyright 2009 Sweet Cupcake Designed by Ipiet Templates Image by Tadpole's Notez