Friday, August 23, 2013

Tersenyum saja. Cukup.

Posted by Unknown at 2:05 PM

Teringat pertanyaan teman ketika itu.
"Apakah Kamu gak pernah bersedih?"
Aku hanya tercengang. Diam.
Itu pasti retoris.
Dia bertanya sekali lagi.
" Apakah Kamu gak pernah bersedih?"
"Mana mungkin tidak.." hanya itu jawabku.

Setiap orang pasti punya masalahnya masing masing.
Punya tingkat kesedihan masing masing. Jika itu penyakit, berarti tergantung imunitasnya. Tapi jika itu kesedihan, maka tergantung pada problem solvingnya.

Bersedih bukan berarti kita harus menunjukkan bahwa kita sedang bersedih. Berduka bukan berarti kita menangis meraung raung. Ada kalanya, hanya kita dan Allah yang berbincang. Ketika sajadahmu basah oleh air mata. Ketika bacaan sholatmu terasa bergetar di hati. Tidak semua kesedihan harus ditunjukkan. Bukankah yang wajib ditunjukkan pada saudaramu adalah sebuah senyuman?
Senyuman yang mendekatkan jarak dan mendamaikan hati.
Tidak semua kesedihan harus dihantarkan.
Tidak semua dukacita harus dengan air mata.
Tidakkah cukup Allah yang tau betapa sedihnya engkau..

Mama tercinta selalu mengatakan bahwa kita tidak boleh menunjukkan wajah murung, tidak suka bahkan tidak bersemangat sekali pun..
Karena orang lain akan merasakan hal yang sama. Jika ia berlaku seperti itu, apakah kita suka? Tentu saja tidak..
Termasuk kesedihan. Tidak semua kesedihan harus dihantarkan.
Hantarkan kebahagiaan. Hantarkan sebuah senyuman.
Jadilah kuat dan mengaliri semangat pada orang lain.

Tersenyum bukan berarti berpura pura. Tetapi memaksa diri untuk tetap bahagia dan menjadi benar benar bahagia.

Fighto!

0 comments on "Tersenyum saja. Cukup."

Post a Comment

Poskan komentar

Friday, August 23, 2013

Tersenyum saja. Cukup.

Teringat pertanyaan teman ketika itu.
"Apakah Kamu gak pernah bersedih?"
Aku hanya tercengang. Diam.
Itu pasti retoris.
Dia bertanya sekali lagi.
" Apakah Kamu gak pernah bersedih?"
"Mana mungkin tidak.." hanya itu jawabku.

Setiap orang pasti punya masalahnya masing masing.
Punya tingkat kesedihan masing masing. Jika itu penyakit, berarti tergantung imunitasnya. Tapi jika itu kesedihan, maka tergantung pada problem solvingnya.

Bersedih bukan berarti kita harus menunjukkan bahwa kita sedang bersedih. Berduka bukan berarti kita menangis meraung raung. Ada kalanya, hanya kita dan Allah yang berbincang. Ketika sajadahmu basah oleh air mata. Ketika bacaan sholatmu terasa bergetar di hati. Tidak semua kesedihan harus ditunjukkan. Bukankah yang wajib ditunjukkan pada saudaramu adalah sebuah senyuman?
Senyuman yang mendekatkan jarak dan mendamaikan hati.
Tidak semua kesedihan harus dihantarkan.
Tidak semua dukacita harus dengan air mata.
Tidakkah cukup Allah yang tau betapa sedihnya engkau..

Mama tercinta selalu mengatakan bahwa kita tidak boleh menunjukkan wajah murung, tidak suka bahkan tidak bersemangat sekali pun..
Karena orang lain akan merasakan hal yang sama. Jika ia berlaku seperti itu, apakah kita suka? Tentu saja tidak..
Termasuk kesedihan. Tidak semua kesedihan harus dihantarkan.
Hantarkan kebahagiaan. Hantarkan sebuah senyuman.
Jadilah kuat dan mengaliri semangat pada orang lain.

Tersenyum bukan berarti berpura pura. Tetapi memaksa diri untuk tetap bahagia dan menjadi benar benar bahagia.

Fighto!

No comments:

Post a Comment

Poskan komentar

 

DreamCatcher Copyright 2009 Sweet Cupcake Designed by Ipiet Templates Image by Tadpole's Notez