Ketika
kita sedang merasa marah, kesal, emosi. Rasanya segala sesuatu yang kita
pikirkan, unek – unek ingin kita tumpahkan seluruhnya. Tapi coba bayangkan,
jika isi pikiran kita adalah hal – hal negatif yang ingin kita ungkapkan, apa
yang akan kita rasakan sebagai lawan bicara. Sakit hati? Sudah pasti. Kesal?
Apalagi. Marah? Tentu saja.
Saya
dapat pelajaran untuk selalu mengucapkan kalimat yang baik dengan mendengarkan
orang – orang yang bercerita kepada saya apa yang mereka lakukan ketika mereka
marah. Mungkin marah dengan orang tua, teman, ataupun saudara. Banyak sekali
kalimat – kalimat kasar, bahasa – bahasa yang tidak baik, bahkan tidak
berpendidikan yang sebenarnya tidak perlu dikeluarkan. Walaupun setelahnya, mereka
sadar dan meminta maaf.
Bukankah
hati itu peka? Perasaan dan ingatan itu lebih banyak mengingat keburukan
daripada kebaikan? Ibaratnya seperti kertas. Jika sudah di kremes, mudah memang dibentuk datar kembali tapi apa benar – benar
rapi? Tidak... seperti kertas, jika sudah di tulis pakai pensil, bisa dihapus
memang. Itupun kalau bersih dan menghapusnya dengan baik. Jika ditulis dengan
pulpen? Bisa di tip – ex memang. Walaupun bekas tip – ex nya bersisa. Nah,
kalau ditulisnya dengan jarum? Apa yang bisa diperbaiki?
Kita
tidak pernah tahu, kata – kata buruk yang kita ucapkan ke orang lain akan
dipersepsikan seperti apa. Apakah kata – kata kita akan ditulis dengan pensil,
pulpen atau bahkan jarum? Ataupun kita tidak pernah tahu sudah mengkremeskan hatinya mungkin. Oleh karena
itu, kata – kata buruk yang mungkin terucap ketika kita marah sebaiknya
dihindari.
Pernah,
saya membaca sebuah tabloid. Disana diceritakan, seorang sepupu membantai
keluarga yang telah membesarkannya hanya karena sakit hati dari sebuah ucapan.
Memang benar bahwa lidah adalah sebuah pedang. Jika kamu tidak bisa
menggunakannya dengan baik, itu akan mencelakakan orang lain ataupun dirimu
sendiri. Reaksi komunikasi seperti inilah yang mungkin muncul karena ucapan
yang buruk.
Jadi,
menurut saya, jika marah, lebih baik diam dan tenangkan diri. Ambilah wudhu.
Bicaralah hanya ketika kepala kita sudah dingin, hati sudah tidak panas dan
keadaan keduanya tidak sedang berapi. Karena jika api ketemu api, maka akan
terjadi kebakaran. Oleh karena itu, temuilah api dengan air.. Ucapkanlah
kalimat yang baik.
(y)
ReplyDeleteterimakasih telah berkunjung
ReplyDelete