Tuesday, August 26, 2014

Take your decision

Posted by Unknown at 7:16 PM

Pagi tadi setelah beberes rumah, seperti biasa, saya mengantar keponakan ke sekolah. Ada suatu hal yang biasa tapi saya rasa bisa diangkat menjadi sebuah pesan moral untuk saya sendiri dan mungkin bagi pembaca.
Kejadian itu bermula ketika saya sudah mengantar keponakan. Waktu masih menunjukkan pukul 07.00, jadi masih banyak bapak dan ibu yang mengantar anaknya ke sekolah dengan terburu buru karena takut terlambat. Motor hijau saya pun keluar gang dengan kecepatan normal, tidak kencang dan tidak lambat. Jalan pulang menuju rumah dari pertigaan itu, saya harus belok kanan. Hal itu menunjukkan saya harus berhenti sejenak dan mengambil waktu yang tepat karena dari kanan dan kiri jalan masih ramai orang-orang memburu waktu.
Di situ, ada seorang ibu baik hati yg menghentikan motornya sejenak. Tetapi di belakangnya ada seorang bapak yang tidak sabar untuk segera mengantar anaknya. Ia memaksa saya untuk segera mengambil belok kanan. Tapi saya masih diam. Beda sedetik, ia langsung menyalip sang ibu di depannya. Saat itu pula, sebuah mobil mengklakson keras motor bapak tersebut. Itulah alasan saya belum berbelok, di belakang sana ada mobil yang tengah melaju cepat.
Hampir saja motor bapak itu terhempas, padahal hanya perlu bersabar beberapa detik.
Yang dapat saya petik dari ceritadi atas adalah saya harus mengambil keputusan yang saya buat sendiri. Karena saya yang tahu dan harus mengambil semua konsekuensi itu.
Bapak itu juga mengambil keputusan, tapi ia tidak memikirkan apa yang akan terjadi selanjutnya.
Jika orang lain membuatkanmu keputusan, tombol play itu tetap ada di diri kita masing-masing.
Take your own decision!

0 comments on "Take your decision"

Post a Comment

Poskan komentar

Tuesday, August 26, 2014

Take your decision

Pagi tadi setelah beberes rumah, seperti biasa, saya mengantar keponakan ke sekolah. Ada suatu hal yang biasa tapi saya rasa bisa diangkat menjadi sebuah pesan moral untuk saya sendiri dan mungkin bagi pembaca.
Kejadian itu bermula ketika saya sudah mengantar keponakan. Waktu masih menunjukkan pukul 07.00, jadi masih banyak bapak dan ibu yang mengantar anaknya ke sekolah dengan terburu buru karena takut terlambat. Motor hijau saya pun keluar gang dengan kecepatan normal, tidak kencang dan tidak lambat. Jalan pulang menuju rumah dari pertigaan itu, saya harus belok kanan. Hal itu menunjukkan saya harus berhenti sejenak dan mengambil waktu yang tepat karena dari kanan dan kiri jalan masih ramai orang-orang memburu waktu.
Di situ, ada seorang ibu baik hati yg menghentikan motornya sejenak. Tetapi di belakangnya ada seorang bapak yang tidak sabar untuk segera mengantar anaknya. Ia memaksa saya untuk segera mengambil belok kanan. Tapi saya masih diam. Beda sedetik, ia langsung menyalip sang ibu di depannya. Saat itu pula, sebuah mobil mengklakson keras motor bapak tersebut. Itulah alasan saya belum berbelok, di belakang sana ada mobil yang tengah melaju cepat.
Hampir saja motor bapak itu terhempas, padahal hanya perlu bersabar beberapa detik.
Yang dapat saya petik dari ceritadi atas adalah saya harus mengambil keputusan yang saya buat sendiri. Karena saya yang tahu dan harus mengambil semua konsekuensi itu.
Bapak itu juga mengambil keputusan, tapi ia tidak memikirkan apa yang akan terjadi selanjutnya.
Jika orang lain membuatkanmu keputusan, tombol play itu tetap ada di diri kita masing-masing.
Take your own decision!

No comments:

Post a Comment

Poskan komentar

 

DreamCatcher Copyright 2009 Sweet Cupcake Designed by Ipiet Templates Image by Tadpole's Notez