Monday, April 28, 2014

Kalimat Bernalar

Posted by Unknown at 10:59 PM 0 comments
Kalimat bernalar merupakan tata bahasa yang logis sehingga penerima pesan tidak memiliki permahaman yang berbeda dari pesan yang disampaikan. Di bawah ini ada artikel singkat untuk membantu kita memahami mengenai kalimat bernalar. Ditulis oleh: Bekti Patria D.H., S.S.

Kalimat pada hakikatnya adalah satuan bahasa terkecil yang dipakai dalam berkomunikasi. Komunikasi itu
sendiri setidaknya melibatkan pihak pertama dan pihak kedua. Komunikasi akan berjalan dengan baik apabila yang hal disampaikan oleh pihak pertama dapat diterima dengan utuh oleh pihak kedua.

Untuk mencapai tujuan itu, ada beberapa syarat yang harus dipenuhi. Salah satunya adalah informasi yang
disampaikan oleh pihak pertama harus menggunakan kalimat yang bernalar (logis). Syarat ini mutlak
dipenuhi, karena jika tidak , informasi yang diterima pihak kedua dapat saja salah atau justru informasi
sebaliknya yang tertangkap. Berikut ini beberapa kalimat yang kebanyakan tidak disengaja disampaikan dengan penalaran yang salah.

(1) Dengan memanjatkan puji syukur kepada Tuhan maka selesailah penyusunan tugas ini.
(2) Kita harus segera mengejar ketertinggalan kita dari bangsa lain.
Jika dilihat sepintas, kalimat (1) dan (2) di atas adalah kalimat yang dapat diterima. Namun, jika dicermati
akan tampak bahwa kedua kalimat itu tidak bernalar.
Isi kalimat (1) dapat disimpulkan bahwa seolah-olah hanya dengan dengan memanjatkan puji syukur kepada
Tuhan maka penyusunan tugas itu selesai. Padahal, menurut logika kita akan mengucap syukur setelah kita
selesai mengerjakan sesuatu. Oleh karena itu, kalimat (1) seharusnya berbunyi Kita panjatkan puji syukur
kepada Tuhan atas selesainya penyusunan tugas ini.
Kalimat (2) juga tidak bernalar karena kita tidak pernah mengejar sesuatu yang ada di belakang, sesuatu yang tertinggal. Yang kita kejar adalah sesuatu yang berada di depan atau yang sudah meninggalkan kita. Karena itu, kita dapat mengubah kalimat (2) menjadi Kita harus segera mengejar kemajuan yang telah dicapai oleh bangsa lain.
Contoh lain kalimat yang tidak bernalar adalah berikut ini.
(3) Sore tadi Jalan Sudirman macet total
(4) Bakrie termasuk pengusaha terkaya di Indonesia
Kalimat (3) di atas berarti bahwa yang macet hádala jalan. Padahal, kita tahu kata macet berhubungan dengan sesuatu yang bergerak. Jika sesuatu yang bergerak itu tidak berfungsi atau berhenti, akan kita katakan macet. Sementara jalan bukanlah sesuatu yang bergerak. Karena itu, tidak bernalar jika jalan dikatakan macet. Dalam kasus ini, sebenarnya yang macet adalah lalu lintas di Jalan Sudirman, sehingga kalimat (3) dapat diubah menjadi Sore tadi lalu lintas di jalan Sudirman macet total. Sedangkan dalam kalimat (4) terjadi kesalahan penalaran yang disebabkan oleh pemilihan kata. Kata termasuk menyiratkan bahwa yang ada di dalamnya lebih dari satu, sedangkan makna ter- dalam terkaya adalah paling.Karena itu, sungguh tidak bernalar jika sesutu yang paling mempunyai anggota lebih dari satu.

Sumber:
http://skp.unair.ac.id/repository/Guru-Indonesia/KalimatyangBernala_BektiPatriaD.H.,S.S._8880.pdf

Friday, April 11, 2014

Where is it?

Posted by Unknown at 12:56 AM 0 comments
Sudah berapa lama ya tidak post apapun di sini. Percaya atau tidak? saya mulai kehilangan minat pada apapun. apapun. Padahal banyak sekali momen bagus yang sudah saya lalui, belum lama ini saya takjub dengan keindahan kota malang, takjub dengan tugas-tugas dari dosen, bahkan takjunb dengan nilai yang masih pending sampai sekarang. -_____- Pak, pak.. kemana nilai saya..
Mau menulis ini dan itu, rasanya ada di prioritas terbawah. Moodnya gak muncul-muncul.
Suasananya belum kondusif, laper, dan tugas-tugas itu menari-nari dengan indah di cakrawala itu. Haah~
Satu per satu tugas sudah dikerjakan, rangsangan menulis dimulai lagi dari sini. Dari sebuah penyadaran bahwa saya mulai kehilangan minat menulis. Sepertinya saya sudah lama tidak melakukan "Me Time".
Me Time adalah waktu yang saya gunakan untuk muhasabah diri. Kadang lebih suka di rumah, kadang di tempat yang justru gak bisa ditemukan orang lain. lobang semut. Di waktu Me Time selain berdiam diri biasanya saya lebih suka berkelana seorang diri, entah itu membaca di taman bacaan, berenang, jalan-jalan, dan sebagainya. Catatan kecil dan sebuah pulpen tidak pernah terlepas dari tangan. Ide menulis selalu datang tiba-tiba. Tapi ketika suasananya berubah, mood saya kembali menghilang.
Swing~
Bagai tersapu angin, hilang tak bersisa. Ah, entah kemana mood itu perginya.
Sekarang, saya sedang melawan mood yang hampir terkikis habis. Mencoba kembali lalu mengisi post demi post. Ah lebai... saya rasa hanya post ini saja..
Terlalu lelah dan mengantuk saat ini.
Sekarang, saya sedang mencoba belajar membuat scrapbook dari apapun yang ada di rumah.
Mendaur ulang apa yang bisa didaur ulang, termasuk mendaur ulang mood menulis.
Saya izin hiatus dan akan kembali setelah jadi master scrapbook.
-______________-

Sayonara. Just for a while ya. 
Wish me Luck!
Fighting.

Monday, April 28, 2014

Kalimat Bernalar

Kalimat bernalar merupakan tata bahasa yang logis sehingga penerima pesan tidak memiliki permahaman yang berbeda dari pesan yang disampaikan. Di bawah ini ada artikel singkat untuk membantu kita memahami mengenai kalimat bernalar. Ditulis oleh: Bekti Patria D.H., S.S.

Kalimat pada hakikatnya adalah satuan bahasa terkecil yang dipakai dalam berkomunikasi. Komunikasi itu
sendiri setidaknya melibatkan pihak pertama dan pihak kedua. Komunikasi akan berjalan dengan baik apabila yang hal disampaikan oleh pihak pertama dapat diterima dengan utuh oleh pihak kedua.

Untuk mencapai tujuan itu, ada beberapa syarat yang harus dipenuhi. Salah satunya adalah informasi yang
disampaikan oleh pihak pertama harus menggunakan kalimat yang bernalar (logis). Syarat ini mutlak
dipenuhi, karena jika tidak , informasi yang diterima pihak kedua dapat saja salah atau justru informasi
sebaliknya yang tertangkap. Berikut ini beberapa kalimat yang kebanyakan tidak disengaja disampaikan dengan penalaran yang salah.

(1) Dengan memanjatkan puji syukur kepada Tuhan maka selesailah penyusunan tugas ini.
(2) Kita harus segera mengejar ketertinggalan kita dari bangsa lain.
Jika dilihat sepintas, kalimat (1) dan (2) di atas adalah kalimat yang dapat diterima. Namun, jika dicermati
akan tampak bahwa kedua kalimat itu tidak bernalar.
Isi kalimat (1) dapat disimpulkan bahwa seolah-olah hanya dengan dengan memanjatkan puji syukur kepada
Tuhan maka penyusunan tugas itu selesai. Padahal, menurut logika kita akan mengucap syukur setelah kita
selesai mengerjakan sesuatu. Oleh karena itu, kalimat (1) seharusnya berbunyi Kita panjatkan puji syukur
kepada Tuhan atas selesainya penyusunan tugas ini.
Kalimat (2) juga tidak bernalar karena kita tidak pernah mengejar sesuatu yang ada di belakang, sesuatu yang tertinggal. Yang kita kejar adalah sesuatu yang berada di depan atau yang sudah meninggalkan kita. Karena itu, kita dapat mengubah kalimat (2) menjadi Kita harus segera mengejar kemajuan yang telah dicapai oleh bangsa lain.
Contoh lain kalimat yang tidak bernalar adalah berikut ini.
(3) Sore tadi Jalan Sudirman macet total
(4) Bakrie termasuk pengusaha terkaya di Indonesia
Kalimat (3) di atas berarti bahwa yang macet hádala jalan. Padahal, kita tahu kata macet berhubungan dengan sesuatu yang bergerak. Jika sesuatu yang bergerak itu tidak berfungsi atau berhenti, akan kita katakan macet. Sementara jalan bukanlah sesuatu yang bergerak. Karena itu, tidak bernalar jika jalan dikatakan macet. Dalam kasus ini, sebenarnya yang macet adalah lalu lintas di Jalan Sudirman, sehingga kalimat (3) dapat diubah menjadi Sore tadi lalu lintas di jalan Sudirman macet total. Sedangkan dalam kalimat (4) terjadi kesalahan penalaran yang disebabkan oleh pemilihan kata. Kata termasuk menyiratkan bahwa yang ada di dalamnya lebih dari satu, sedangkan makna ter- dalam terkaya adalah paling.Karena itu, sungguh tidak bernalar jika sesutu yang paling mempunyai anggota lebih dari satu.

Sumber:
http://skp.unair.ac.id/repository/Guru-Indonesia/KalimatyangBernala_BektiPatriaD.H.,S.S._8880.pdf

Friday, April 11, 2014

Where is it?

Sudah berapa lama ya tidak post apapun di sini. Percaya atau tidak? saya mulai kehilangan minat pada apapun. apapun. Padahal banyak sekali momen bagus yang sudah saya lalui, belum lama ini saya takjub dengan keindahan kota malang, takjub dengan tugas-tugas dari dosen, bahkan takjunb dengan nilai yang masih pending sampai sekarang. -_____- Pak, pak.. kemana nilai saya..
Mau menulis ini dan itu, rasanya ada di prioritas terbawah. Moodnya gak muncul-muncul.
Suasananya belum kondusif, laper, dan tugas-tugas itu menari-nari dengan indah di cakrawala itu. Haah~
Satu per satu tugas sudah dikerjakan, rangsangan menulis dimulai lagi dari sini. Dari sebuah penyadaran bahwa saya mulai kehilangan minat menulis. Sepertinya saya sudah lama tidak melakukan "Me Time".
Me Time adalah waktu yang saya gunakan untuk muhasabah diri. Kadang lebih suka di rumah, kadang di tempat yang justru gak bisa ditemukan orang lain. lobang semut. Di waktu Me Time selain berdiam diri biasanya saya lebih suka berkelana seorang diri, entah itu membaca di taman bacaan, berenang, jalan-jalan, dan sebagainya. Catatan kecil dan sebuah pulpen tidak pernah terlepas dari tangan. Ide menulis selalu datang tiba-tiba. Tapi ketika suasananya berubah, mood saya kembali menghilang.
Swing~
Bagai tersapu angin, hilang tak bersisa. Ah, entah kemana mood itu perginya.
Sekarang, saya sedang melawan mood yang hampir terkikis habis. Mencoba kembali lalu mengisi post demi post. Ah lebai... saya rasa hanya post ini saja..
Terlalu lelah dan mengantuk saat ini.
Sekarang, saya sedang mencoba belajar membuat scrapbook dari apapun yang ada di rumah.
Mendaur ulang apa yang bisa didaur ulang, termasuk mendaur ulang mood menulis.
Saya izin hiatus dan akan kembali setelah jadi master scrapbook.
-______________-

Sayonara. Just for a while ya. 
Wish me Luck!
Fighting.
 

DreamCatcher Copyright 2009 Sweet Cupcake Designed by Ipiet Templates Image by Tadpole's Notez